ketika kamu pikir kamu paling benar, belum tentu menurut orang lain demikian. ketika kamu pikir kamu paling dirugikan belum tentu orang lain berpikir demikian. setiap orang punya sudut pandang dan latar belakang yang berbeda, ngga ada yang salah sih sama sudut pandang, setiap orang bebas untuk mengeluarkan pandangannya. tapi kita harus ingat untuk saling memahami dan menghargai pandangan orang lain. begitu juga sama latar belakang, setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda, ketika kamu pikir seseorang terlalu membuang-buang uangnya untuk kesenangan di hari itu, siapa tau dihari-hari sebelumnya dia sudah susah payah menghemat uang untuk sesuatu yang ingin ia beli sejak lama.
permasalahannya terkadang kita merasa paling benar berdasarkan sudut pandang dan latar belakang kita tanpa melihat sudut pandang dan latar belakang orang lain. dan pada akhirnya kita cuma jadi seseorang yang seolah mengerti, bukan benar-benar mengerti.
belajar memahami bukan seolah paham
belajar peduli bukan sekedar basa basi
belajar menghargai bukan hanya ingin dipahami
kita tidak pernah tau apa yang sudah di lewati oleh seseorang, so be kind guyss.
Jumat, 18 Mei 2018
Rabu, 11 April 2018
LAPORAN PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI SMAN 5 CIMAHI
LAPORAN PELAKSANAAN BIMBINGAN
BELAJAR
DI SMAN 5 CIMAHI
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah
Bimbingan
dan Konseling yang Diampu oleh
Dr.
Amin Budiamin, M. Pd. dan Silvia AR, S.Pd
Eva
Hadijah 1600152
Ira
Yulia Agustina 1602162
Putri
Liany 1607249
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga kami
dapat menyelasaikan tugas makalah yang berjudul “Laporan Pelaksanaan Bimbingan Belajar Di Sman 5 Cimahi” ini dengan
tepat waktu. Dalam makalah ini kami memaparkan informasi mengenai kesulitan
belajar yang dialami oleh peserta didik di SMAN 5 CIMAHI, serta pelaksanaan
bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan belajar
tersebut.
Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah Bimbingan dan
Konseling Bapak Dr. Amin Budiamin, M.Pd. dan Ibu Silvia AR, S.Pd. yang telah
memberikan banyak saran dan bimbingan sehingga kami dapat mengerjakan makalah
ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini, kami merasa masih terdapat banyak kekurangan, maka saran
dan kritik yang membangun akan sangat kami terima. Semoga makalah penelitian
ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Bandung, 6 Mei 2017
Penyusun
LEMBAR
PENGESAHAN
Pengesahan
laporan kegiatan penelitian di SMA Negri 5 Cimahi, Kota Cimahi, Jawa Barat:
Nama : Eva Hadijah
NIM : 1600152
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Fakultas : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Nama : Ira Yulia Agustina
NIM : 1602162
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Fakultas : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Nama :
Putri Liany
NIM : 1607249
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Fakultas : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Telah
Melaksanakan kegiatan observasi tentang Kesulitan
Belajar Peserta Didik dan Proses Bimbingan Belajar. Di SMA Negri 5 Cimahi
pada tanggal 5 Mei dan 10 Mei 2017.
Bandung, 12 Mei
2017
Dosen Pembimbing Lapangan Guru
Pembimbing Lapangan
Bimbingan dan Konseling UPI, SMA Negeri
5 Cimahi,
Dr. Amin Budiamin, M.Pd. Nunung
Nurhayati, S.Pd.
NIP 19580703 198503
1 001 NIP 19620818
198512 2 001
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Proses terjadinya pendidikan formal
bersumber dari dua hal yaitu Guru sebagai pendidik dan Peserta didik yang
menerima pendidikan itu sendiri. Pada pelaksanaannya, proses pendidikan tidak
selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan oleh adanya
permasalahan atau kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
Masalah kesulitan belajar siswa perlu
diamati untuk mengetahui sebab dan solusi terbaik yang harus dilakukan oleh
semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Kesulitan belajar yang
dialami oleh peserta didik akan mempengaruhi tingkat prestasi peserta didik.
Banyak peserta didik yang memiliki intelegensi tinggi namun pencapaian prestasi
mereka tidak lebih baik dari peserta didik yang memiliki intelegensi rendah.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal.
Salah satu hambatan dalam pembelajaran
adalah adanya siswa yang masih mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar
menurut para ahli itu biasanya berkenaan dengan gangguan pada kelompok
heterogen yang benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan
kemampuan pendengaran, bicara, membaca, menulis dan berpikir atau menghitung.
Pada pembahasan
kali ini penulis akan membahas kesulitan siswa kelas XI Sekola Menengah Atas di SMAN
5 Cimahi dalam mata pelajaran Ekonomi. Serta membahasas peranan Guru mata pelajaran dan
Guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada
saat pembelajaran Ekonomi. Oleh karena itu, Guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan
pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan
hal-hal yang ada dilingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi
pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi peserta
didik. Selain itu
guru juga dituntut agar dapat mengatasi berbagai permasalahan yang muncul pada
proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian masalah kesulitan belajar?
2. Apa
sajakah faktor-faktor kesulitan belajar?
3. Bagaimana
ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya?
4. Bagaimana
proses bimbingan belajar di kelas?
5. Bagaimana
cara mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian kesulitan belajar
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar
3. Untuk
mengetahui ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya
4. Untuk
mengetahui proses bimbingan belajar di kelas
5. Untuk
mengetahui cara mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
D. Manfaat
1. Agar
mahasiswa yang akan menjadi calon pendidik dapat mengetahui permasalahan
kesulitan belajar yang dialami peserta didik
2. Agar
menemukan solusi untuk permasalahan mengenai kesulitan belajar yang dialami
peserta didik
3. Agar
dapat menentukan proses bimbingan belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik
E. Pendekatan
dan Pemecahan Masalah
Dalam mengamati kesulitan belajar yang
dialami oleh peserta didik, kami melakukan observasi pada peserta didik di SMAN
5 Cimahi Kelas XI IPS dan mengambil sampel sebanyak 3 orang. Kami juga
menetapkan satu mata pelajaran yang akan diamati dalam masalah kesulitan
belajar peserta didik, yaitu mata pelajaran Ekonomi. Setelah melakukan
observasi kami juga melakukan wawancara dengan Guru mata pelajaran ekonomi dan
Guru Bimbingan Konseling.
Setelah memperoleh data dan informasi
selanjutnya kami melakukan analisis terhadap informasi yang kami peroleh. Hasil
analisis yang diperoleh kemudian
dijabarkan dengan metode deskrptif.
BAB II
PROFIL SEKOLAH
A. Tentang
Sekolah
NPSN
: 20224112
NSS
: 30.102.08.03.006
Nama
:
SMAN 5 CIMAHI
Akreditasi
:
Akreditasi A
Alamat
:
JL. PACINAN NO. 23
Kota
: Kota Cimahi
Propinsi
: Jawa Barat
Kecamatan
: Cimahi Tengah
Kelurahan
: Cimahi
Kodepos
:
-
Nomer
Telpon : 0226654436
Email
:
info@sman5cimahi.sch.id
Jenjang
:
SMA
Status
:
Negeri
Situs
:
http://www.sman5cimahi.sch.id
Lintang
:
-6.871595
Bujur
:
107.555208
Ketinggian
:
790
Waktu
Belajar : Sekolah Pagi
B. Keadaan
Sekolah
SMAN 5 Cimahi adalah sebuah sekolah
menengah tingkat atas yang berlokasi di dua tempat yaitu di Jl.Gatot Subroto No
dan Jl.Pacinan No 23. Bangunan sekolah
yang berada di Jl. Gatot Subroto memiliki 22 ruang kelas, ruang kepala sekolah,
ruang guru, ruang administrasi atau tata usaha, ruang BK, ruang UKS, koperasi
siswa, ruang OSIS dan Pramuka, mushola, laboraturium praktikum IPA, dan
laboraturium TIK. Rombongan belajar yang menempati gedung sekolah di Jl.Gatot
Subroto adalah rombongan belajar tingkat X yang terdiri dari 6 kelas jurusan
IPA dan 4 kelas jurusan IPS serta tingkat XI yang terdiri dari 7 kelas jurusan
IPA dan 4 kelas jurusan IPS.
Bangunan sekolah yang berada di
Jl.Pacinan memiliki 11 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK,
laboraturium IPA, laboraturium bahasa, laboraturium TIK, perpustakaan dan
kantin. Sebenarnya, penyebab sekolah yang terbagi menjadi dua lokasi karena
keterbatasan lahan. Hal ini memang sedikit menyulitkan peserta didik maupun
tenaga pendidik.
C. Visi
dan Misi Sekolah
1. Visi
Mewujudkan SMA Negeri 5 Kota Cimahi:
betrakwa, berprestasi dan berwawasan global (B3G).
2. Misi
a. Membina
warga sekolah menjadi manusia yang taat terhadap ajaran agamanya.
b. Mewujudkan
warga sekolah yang berakhlak mulia
c. Menggali
dan mengembangkan potensi dalam bidang IPTEK
d. Meningkatkan
prestasi dalam bidang bahasa, olahraga dan seni
e. Menganali
potensi diri untuk berkembang secara optimal
f. Membentuk
manusia yang siap bersaing di era globalisasi
D. Tata
Tertib Siswa SMA Negeri 5 Cimahi
1. Siswa
hadir disekolah dan masuk kelas puku 06.45
2. Siswa
yang datang terlambat wajib lapor kepada piket dan meminta surat izin masuk
kepada guru untuk mengikuti pelajaran
3. Siswa
wajib berlaku sopan dan salin menghormati kepada guru, karyawan dan sesama
siswa
4. Selama
KBM berlangsung siswa tidak diperkenankan di luar kelas.
5. Ketentuan
peraturan seragam anak sekolah (PSAS).
a. Senin,
Selasa, Rabu, Kamis (kemeja putih dan rok/celana abu-abu)
b. Jumat
(baju muslim dan rok/celana abu-abu)
c. dan
Sabtu (baju batik dan rok/celana abu-abu)
d. sepatu
hitam dilengkapi atribut (lokasi, nama, badge, logo) lengkap.
6. Siswa
dilarang keluar lingkungan sekolah pada saat beristirahat, tanpa izin piket
7. Siswa
dilarang membawa kendaraan roda empat/dua, tanpa izin piket. Jika terjadi
kehilangan diluar tanggung jawab sekolah
8. Siswa
dilarang membawa buku bacaan atau buku porno, rokok, obat terlarang (NARKOBA),
senjata tajam, senjata api dan barang lain yang membahayakan ke sekolah.
9. Siswa
dilarang memakai perhiasan berlebihan, dan membawa benda berharga dengan
berlebihan.
10. Siswa
wajib turut berpartisipasi memelihara keamanan, ketertiban, kebersihan,
keindahan, kekeluargaan kelas dan sekolah
11. Secara
terperinci ercantum didalam buku saku siswa
BAB III
PELAKSANAAN
STUDI LAPANGAN
A.
Identifikasi Kasus
Studi kasus kali ini kami mengambil
sampel pada peserta didik yang duduk di jenjang pendidikan Sekolah Menangah
Atas (SMA) kelas XI IPS 1 sebanyak tiga orang. Pada studi kasus masalah
kesulitan belajar serta bimbingan yang harus dilakukan, kali ini kami melakukan
penelitian dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, kami mencoba
untuk melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap peserta didik untuk
mengetahui informasi tentang permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik
khususnya dalam kesulitan belajar mata pelajaran ekonomi.
Setelah melakukan pengamatan pada
peserta didik, lalu dilanjutkan dengan wawancara terhadap peserta didik, guru
mata pelajaran ekonomi, guru bimbingan dan konseling serta wali kelas untuk
memperoleh informasi mengenai permasalahan peserta didik dan proses bimbingan
yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Identifikasi kasus juga menggunakan data
nilai siswa dan rekapitulasi kehadiran siswa. Berikut informasi mengenai daftar
nilai peserta didik selama satu semester.
Tabel 3.1. Daftar Nilai Peserta
Didik Kelas XI IPS
No
|
Nama Siswa
|
Nilai Raport Semester 1
|
Nilai Sikap
|
1
|
Aditya Najib Alfiqri
|
76
|
B
|
2
|
Agung Gumelar
|
78
|
B
|
3
|
Aini Lelili Ramadhina
|
80
|
B
|
4
|
Anhar Pangestu
|
75
|
B
|
5
|
Anita Nurul Hasna
|
80
|
B
|
6
|
Aurellia Zarra GS
|
80
|
B
|
7
|
Citra Melati SPD
|
82
|
B
|
8
|
Dean Erliana Destiana
|
82
|
B
|
9
|
Dirga Mahardika
|
76
|
B
|
10
|
Febi Aulia Putri
|
80
|
B
|
11
|
Irawan Budi Santoso
|
76
|
B
|
12
|
Kamila Artanti Nur
Aulia
|
78
|
B
|
13
|
Mamik Novita Sari
|
82
|
B
|
14
|
Maurin Zahra Nabilah
|
80
|
B
|
15
|
Mega Permatasari
|
78
|
B
|
16
|
Mohammad Revansyah
|
78
|
B
|
17
|
Muhammad Dejan Juan
Wiguna
|
76
|
B
|
18
|
Muhammad Ichsan Adi
Firmansyah
|
78
|
B
|
19
|
Muhammad Ikhsan
Fauzie
|
75
|
B
|
20
|
Muhammad Rifaldi
Setiawan
|
75
|
B
|
21
|
Rafi Lutfi Rahman
|
76
|
B
|
22
|
Rahma Winit M
|
80
|
B
|
23
|
Raka Kiswara E
|
80
|
B
|
24
|
Reni Komalasari
|
80
|
B
|
25
|
Reza Aditia F
|
78
|
B
|
26
|
Riska Camelia
|
80
|
B
|
27
|
Rubi Aulia Rahmasari
|
80
|
B
|
28
|
Tristant Adzidane
Tafrio
|
76
|
B
|
29
|
Tsania Auliya Rahmani
|
78
|
B
|
30
|
Zsa zsa Nabila
|
80
|
B
|
1. Biodata
peserta didik yang diidentifikasi mengalami kesulitan belajar.
a. Nama
Lengkap : Aurellia
Zara Ghaisani Sulien
No Induk :
151610257
NISN :
0010010193
Tempat
dan Tanggal Lahir : Bandung, 23
Februari 2001
Jenis
Kelamin :
Perempuan
Agama : Islam
Anak
ke : 2
Status
Dalam Keluarga : Anak Kandung
Alamat : Jl. H.
Gofur Perumahan Bumi
Siliwangi
Asri No.14 RT 05/ RW 02
No
Telepon / HP :
081214265403
Nama
Orang Tua : Suhaimi
Alm. Lindawati
No.
Telepon Orang Tua : 08116640963
Pekerjaan
Orang Tua : BUMN
b. Nama
Lengkap : Muhammad
Ikhsan Fauzi
No Induk :
151610372
NISN :
0002800019
Tempat
dan Tanggal Lahir : 12Februari 2000
Jenis
Kelamin : Laki -
laki
Agama : Islam
Anak
ke : 3
Status
Dalam Keluarga : Anak Kandung
Alamat : Jl.
Kampung Gn. Pancir
No.1 RT 01/ RW 08
No
Telepon / HP :
08975160232
E-Mail : fauzie.i@yahoo.com
Nama
Orang Tua : Edi
Juhaedi
Awit Rosidah
No.
Telepon Orang Tua : 089531881098
Pekerjaan
Orang Tua : Wiraswasta
c. Nama
Lengkap : Muhammad
Rifaldi Setiawan
No Induk :
1516110239
NISN :
0000011514
Tempat
dan Tanggal Lahir : Cimahi, 17 Maret
2000
Jenis
Kelamin : Laki -
laki
Agama : Islam
Anak
ke : 1
Status
Dalam Keluarga : Anak Kandung
Alamat : Jl. RH
Abdul Halim
RT
05/ RW 19 Cigugur Tengah
No
Telepon / HP : 08998755547
E-Mail : rifaldi256@ymail.com
Nama
Orang Tua : Agus
Setiawan
Wanti Yulaeni
No.
Telepon Orang Tua : 08139510264
Pekerjaan
Orang Tua : -
B.
Identifikasi Masalah
Menurut hasil pengamatan dan wawancara
yang kami lakukan kepada guru mata pelajaran serta wali kelas, dalam kelas XI
IPS 1 yang terdiri dari 30 orang, terdapat tiga orang peserta didik yang
diidentifikasi mengalami masalah dalam pembelajaran. Hal ini didasarkan pada
data kehadiran dan nilai raport semester 1 kelas XI IPS 1, serta penilaian guru
mata pelajaran terhadap sikap peserta didik saat mengikuti pembelajaran di
kelas.
Peserta didik yang diidentifikasi mengalami
masalah bernama Aurellia Zara GS, Muhammad Ikhsan Fauzi dan Muhammad Rifaldi S.
Ketiga peserta didik tersebut memiliki masalah pada kehadiran di kelas.
Berdasarkan data kehadiran siswa kelas XI IPS 1, Aurellia tercatat delapan kali
absen, Muhammad Ikhsan tercatat lima belas kali absen dan Muhammad Rifaldi
tercatat sembilan belas kali absen tanpa keterangan. Hal ini tentunya menunjukan
adanya permasalahan pada peserta didik tersebut. Selain itu, Muhammad Ikhsan
dan Muhammad Rifaldi juga memiliki nilai yang berada di bawah rata – rata.
Pernyataan dari teman sekelasnya bahwa,
Muhammad Rifaldi S jarang mengikuti kegiatan belajar di sekolah, bukan hanya
pada mata pelajaran ekonomi saja, tetapi mata pelajaran lainnya. Sedangkan,
peserta didik yang bernama Muhammad Ikhsan Fauzie selain jarang masuk kelas dia
juga peserta didik yang hiperaktif dan mengaku tidak menyukai mata pelajaran
ekonomi. Kemudian, peserta didik yang bernama Aurellia Zara GS memiliki masalah
pada data kehadiran dan jarang mengikuti kegiatan belajar di sekolah.
C.
Identifikasi Faktor Penyebab
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan
teori mengenai penyebab kesulitan belajar, peserta didik yang bernama Aurellia,
diidentifikasi mengalami masalah kesulitan belajar yang berasal dari faktor
eksternal yaitu lingkungan keluarga, Aurellia Zara GS tinggal bersama ayah dan
kakaknya dikarenakan sang ibu telah meninggal dunia dan Aurellia tidak memiliki
kedekatan dengan sang ayah karena ayahnya bekerja di luar kota. Sehingga
mempengaruhi semangat belajar untuk datang ke sekolah yang cenderung rendah dan
muncullah masalah kesulitan belajar itu.
Sedangkan, faktor penyebab masalah
kesulitan belajar pada peserta didik yang bernama Muhammad Ikhsan Fauzie adalah
berasal dari faktor internal lebih spesifiknya faktor kejiwaan, antara lain
minat terhadap mata pelajaran ekonomi kurang, motif belajar rendah, rasa
percaya diri kurang, disiplin pribadi rendah, sering meremehkan persoalan, dan
integritas kepribadian rendah. Sehingga pencapain prestasi belajar cenderung
rendah atau berada di bawah rata-rata kelas.
Kemudian, faktor penyebab
masalah kesulitan belajar pada peserta
didik yang bernama Muhammad Rifaldi S adalah berasal dari faktor dalam diri
peserta didik itu sendiri yang disebabkan oleh kebiasaan yang salah, seperti
melakukan kegiatan yang bertentangan dengan aktivitas di sekolah dan dari
faktor lingkungan yaitu teman-teman sepergaulan di luar sekolah yang kurang
baik. Sehingga menyebabkan rendahnya semangat untuk datang ke sekolah dan
rendahnya pencapaian prestasi belajar di sekolah.
D.
Teknik Bimbingan Belajar
Menurut Huston (dalam Ahmadi &
Supriyono, 2004, hlm. 117) guru yang dapat berperan sebagai pembimbing yang
efektif adalah yang memiliki kemampuan (kelebihan dalam hal mengajar bidang
studi:
1.
Dapat menimbulkan minat dan semangat
dalam bidang studi yang diajarkan.
2.
Memiliki kecakapan sebagai pemimpin
murid.
3.
Dapat menghubungkan materi pelajaran
pada pekerjaan praktis.
Menurut
Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm. 119) pelayanan bimbingan dan konseling belajar
dapat ditempuh dengan menggunakan 2 teknik, yaitu teknik individual dan teknik
kelompok. Berikut penjelasannya lebih lanjut.
1. Teknik
individual
a. Directive counseling
Dengan prosedur atau teknik pelayanan
penyuluhan tertuju pada masalahnya, konselor yang membuka jalan pemecahan
masalah yang dihadapi klien. Tokoh dari aliran Williamson menunjukan alasan
bahwa (1) anak yang belum matang mendiagnosis sendiri sukar memecahkan
masalahnya, tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman. (2) anak yang
berkesulitan sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang harus dilakukan, mereka
tidak mau dan tidak berani. (3) mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan
oleh anak tanpa bantuan dari orang lain.
b. Non-directive counseling
Disini konselilah yang mengambil
inisiatif, yag menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari orang
lain.
c. Eclective counseling
Pelayanan tidak dipusatkan pada konseli,
tetapi masalah yang diadapi itulah yang harus ditangani secara luwes, sehingga
tentang apa yang diperlukan setiap waktu dan dapat diubah kalo memang
diperlukan.
2. Teknik
kelompok
a.
Home
room
Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru
bersama murid di dalam ruang kelas di luar jam pelajaran. Kegiatan home room
dapat dilakukan secara periodik, misalnya seminggu sekali. Kegiatan home room dapat digunakan sebagai suatu
cara dalam bimbingan belajar, melalui kegiatan ini pembimbing dan murid dapat
berdiskusi tentang berbagai aspek tentang belajar.
b.
Field
trip
Bimbingan karya wisata merupakan cara
yang banyak menguntungkan. Dengan karya wisata murid-murid dapat mengenal dan
mengamati secara langsung dari dekat objek situasi yang menarik perhatiannya,
dan hubungannya dengan pelajaran di sekolah. Dengan karya wisata murid-murid
mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok,
organisasi, kerjasama, dan tanggung jawab.
c.
Group
discussion
Dalam diskusi kelompok sebaiknya
dibentuk kelompok-kelompok kecil untuk bergabung untuk mendiskusikan bersama
permasalahan mereka.
d. Kegiatan
kelompok
Kegiatan kelompok merupakan teknik
bimbingan yang baik untuk membantu relasi sosial positif dapat berkembang
dengan baik, misalnya bermain bersama atau rekreasi bersama.
e. Organisasi
murid
Kegiatan organisasi siswa misalnya OSIS
membantu membentuk kepribadian anak baik secara individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
f. Sosiodrama
Teknik sosiodrama adalah suatu cara
dalam bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid untuk mendratisasikan
sikap.
g. Upacara
Upacara
bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi peserta didik dalam melatih
disiplin, melatih ketrapilan, membentuk diri untuk dapat menghormati pahlawan,
cinta bangsa dan tanah air.
h. Papan
bimbingan
Papan bimbingan adalah papan tulis yang
dipasang di luar ruang kelas dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi
tempat persinggahan murid-murid diwaktu senggang misalnya pengumuman penting
atau peristiwa yang hangat.
Berdasarkan
teori di atas, kami mengamati bahwa guru mata pelajaran sekaligus wali kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi menggunakan teknik bimbingan group discussion untuk mengatasi masalah kesulitan belajar yang
dihadapi peserta didiknya. Contohnya, guru mata pelajaran membentuk sebuah
kelompok dalam pembelajaran, dalam satu kelompok itu terdiri dari 6 peserta
didik, 2 diantaranya memiliki kemampuan lebih dalam pelajaran ekonomi dibanding
dengan anggota kelompok tersebut. Kemudian, guru mata pelajaran memberkan
soal-soal yang harus mereka selesaikan secara berkelompok. Lalu, mereka
mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok yang mereka lakukan. Setelah itu,
guru mata pelajaran memberikan evaluasi dan penjelasan kembali kepada semua
peserta didik.
Sedangkan,
Guru bimbingan dan konseling hanya menjadi mediator apabila peserta didik dan
guru mata pelajaran memiliki masalah dalam pembelajaran. Guru BK memberikan
bimbingan dengan metode individual, artinya pelayanan diberikan secara personal
melalui diskusi secara pribadi anta Guru BK dan peserta didik yang
bersangkutan.
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Studi Kasus dan Layanan Bimbingan
yang diberikan
Aktivitas belajar peserta didik tidak
selamanya berlangsung secara wajar, terkadang tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Hal ini dikarenakan adanya masalah baik yang ditimbulkan peserta
didik maupun tenaga pendidik, tetapi pada studi kasus kali ini kami menemukan
bahwa masalah pembelajaran lebih banyak ditemukan oleh faktor dari dalam diri
peserta didik itu sendiri. Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami
peserta didik, maka baik guru mata pelajaran ataupun wali kelas harus
senantiasa memberikan bimbingan belajar dan bekerja sama dengan pihak bimbingan
dan konseling.
Sebelum memberikan bimbingan kepada
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, guru mata pelajaran melakukan
evaluasi terhadap proses belajar yang telah berlangsung, hasil evaluasi akan
menunjukan informasi peserta didik manakah yang prestasi belajarnya rendah. Hal
itu menunjukan bahwa ada peserta didik yang mengalami kesuitan belajar. Langkah
yang digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik
tersebut yaitu (1) guru mata pelajaran mengadakan remedial (2) apabila hasil
remedial belum juga menunjukan perubahan, maka guru mata pelajaran
menginstuksikan agar membentuk kelompok belajar untuk membahas materi yang
sulit dipahami (3) apabila hasil belajar kelompok belum juga menunjukan
perubahan, maka guru mata pelajaran memberikan bimbingan khusus kepada peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar. Seperti, memberikan penjelasan lebih
mendalam terhadap materi yang sulit dipahami oleh peserta didik tersebut.
Selain guru mata pelajaran, wali kelas
juga terlibat dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar. Langkah yang dilakukan wali kelas untuk membantu peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar yaitu dengan cara (1) mendengarkan keluh
kesah peserta didik terhadap masalah yang mereka alami, baik masalah akademik
maupun non akademik (2) memberikan motivasi kepada peserta didik agar
senantiasa belajar dengan penuh semangat (3) berkomunikasi dengan guru mata
pelajaran yang terkait.
Setelah guru mata pelajaran dan wali
kelas, pihak yang juga terlibat dalam menangani masalah kesulitan belajar yang
dialami peserta didik adalah guru bimbingan dan konseling. Layanan dan
bimbingan yang diberikan yaitu (1)
mengidentifikasi masalah psikologi peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar (2) mengidentifikasi masalah eksternal, seperti hubungan
peserta didik dengan guru (3) menjadi mediator antara peserta didik dan guru
mata pelajaran (4) bekerjasama dengan orang tua peserta didik.
B.
Pembahasan
1.
Pengertian kesulitan belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm. 77)
menyatakan bahwa aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak,
kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat
sulit.
Setiap individu memang tidak ada yang
sama. Perbedaan invidual ini pulalah menyebabkan perbedaan tingkah laku di
kalangan peserta didik. “Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat
belajar sebagai mana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar”.
Berdasarkan pengertian
diatas maka penyusun dapat menarik kesimpulan bahwa, kesulitan belajar adalah
suatu kondisi pada saat peserta didik memiliki pencapaian yang kurang
dibandingkan dengan rata-rata peserta didik lainnya. Kesulitan belajar juga
dapat diartikan sebagai kondisi yang dialami oleh peserta didik saat tidak
dapat belajar sebagaimana mestinya.
2. Faktor – faktor kesulitan belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm.
78) faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua
golongan yaitu berikut ini.
a. Faktor
internal (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi.
1) Faktor
fisiologi ; sakit; kurang sehat; cacat tubuh.
2) Faktor
psikologi ; intelegensi; bakat; minat; motivasi; faktor kesehatan mental;
tipe-tipe khusus seorang pelajar.
b. Faktor
eksternal (faktor dari luar manusia) yang meliputi.
1) Faktor-faktor
non sosial
2) Faktor-faktor
sosial
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2009, hlm. 222)
keberhasilan belajar siswa atau mahasiswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik internal maupun eksetnal.
a. Faktor
internal
1) Ketidakseimbangan
mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental yag bersifat
potensial (kecerdasan) ; (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang
perhatian, adanya kelaninan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang
berlawanan, kurangnya energi untuk bekerja atau belajar karena kekurangan
makanan ang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan
hal-hal fundamental ; (c) kesiapan diri yang kurang matang.
2) Gangguan
fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b)
gangguan kesehatan (sakit-sakitan).
3) Gangguan
emosi: (a) merasa tidak aman, (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan
orang, situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak
karuan), perasaan takut yang berlebihan (phobi),
perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang dialami; dan
(d) ketidakmatangan emosi.
b. Faktor eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan
nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang
hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun
kehadirannya secara tidak langsung. Sedangkan yang termasuk faktor nonsosial
adalah: keadaan suhu udara, waktu, suasana lingkungan, keadaan tempat, ruangan
kelas, kebersihan, ventilasi, kelengkapan alat-alat tulis atau fasilitas
belajar, buku-buku sumber dan media belajar lainnya.
Masalah
kesulitan belajar peserta didik pada umumnya disebabkan oleh faktor dari dalam
diri peserta didik itu sendiri, seperti motif belajar yang rendah, kemampuan
mengontrol emosi, kurangnya motivasi belajar, dan rendahnya disiplin diri.
Adapun faktor dari luar adalah, lingkungan sosial keluarga, penyalahgunaan
perkembangan teknologi misalnya disaat waktu luang, peserta didik lebih sering
menggunakannya untuk bermain handphone
daripada membaca buku dan mengerjakan tugas. Itulah salah satu faktor yang
menyebabkan masalah kesulitan belajar saat ini.
Proses
bimbingan adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah kesulitan belajar
tersebut. Yang terpenting dalam langkah melakukan proses bimbingan adalah
adanya informasi atau data peserta didik yang memadai. Untuk mencegeah
terjadinya kesulitan belajar peserta didik, kita dapat memberikan layanan
informasi misalnya membiasakan sikap dan belajar yang posistif, cara membaca
buku yang efektif, cara membuat catatan pelajaran, cara mengikuti kegiatan
belajar di dalam dan di luar kelas, dan cara belajar kelompok.
Proses bimbingan
belajar yang dilakukan di SMA Negeri 5 Cimahi khususnya dalam mata pelajaran
ekonomi, menurut pandangan kami sudah tepat, yaitu dengan menggunakan teknik group discussion. Alasan mengapa kami mengatakan bahwa teknik yang digunakan sudah
tepat, karena sebagian peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi
mengaku bahwa mata pelajaran ekonomi tidak sulit dan mudah dipahami.
Adapun siswa yang
bermasalah seperti Aurellia, Muhammad Ikhsan dan Muhammad Rifaldi, memang
memiliki masalah pada diri pribadinya masing – masing, bukan karena proses
pembelajaran yang kurang tepat. Sebagai mahasiswa yang akan menjadi tenaga
pendidik, kita harus siap dalam menghadapi berbagai masalah kesulitan belajar
siswa dan mampu mengatasinya sesuai dengan teknik dan proses bimbingan yang
benar.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Aktivitas belajar peserta didik tidak
selamanya berlangsung secara wajar, terkadang tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Hal ini dikarenakan adanya masalah baik yang ditimbulkan peserta
didik maupun tenaga pendidik, tetapi pada studi kasus kali ini kami menemukan
bahwa masalah pembelajaran lebih banyak ditemukan oleh faktor dari dalam diri
peserta didik itu sendiri. Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami
peserta didik, maka baik guru mata pelajaran ataupun wali kelas harus
senantiasa memberikan bimbingan belajar dan bekerja sama dengan pihak bimbingan
dan konseling.
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan
teori mengenai penyebab kesulitan belajar, peserta didik yang bernama Aurellia,
diidentifikasi mengalami masalah kesulitan belajar yang berasal dari faktor
eksternal yaitu lingkungan keluarga, Aurellia Zara GS tinggal bersama ayah dan
kakaknya dikarenakan sang ibu telah meninggal dunia dan Aurellia tidak memiliki
kedekatan dengan sang ayah karena ayahnya bekerja di luar kota. Sehingga
mempengaruhi semangat belajar untuk datang ke sekolah yang cenderung rendah dan
muncullah masalah kesulitan belajar itu.
Kami mengamati bahwa guru mata pelajaran
sekaligus wali kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi menggunakan teknik bimbingan group discussion untuk mengatasi masalah
kesulitan belajar yang dihadapi peserta didiknya. Contohnya, guru mata
pelajaran membentuk sebuah kelompok dalam pembelajaran, dalam satu kelompok itu
terdiri dari 6 peserta didik, 2 diantaranya memiliki kemampuan lebih dalam
pelajaran ekonomi dibanding dengan anggota kelompok tersebut. Kemudian, guru
mata pelajaran memberkan soal-soal yang harus mereka selesaikan secara
berkelompok. Lalu, mereka mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok yang
mereka lakukan. Setelah itu, guru mata pelajaran memberikan evaluasi dan
penjelasan kembali kepada semua peserta didik.
B.
Saran dan Rekomendasi
1.
Dosen pengampu mata kuliah
Semoga kedepannya dapat lebih memberi
bimbingan dan motivasi kepada mahasiswa. Dan berbagi pengalaman dalam melakukan
penelitian agar mahasiswa mempunyai gambaran pada saat melakukan observasi di
lapangan secara langsung.
2.
Jurusan
Pada saat mahasiswa hendak membuat surat
dan perizinan, semoga pelayanan yang diberikan oleh pihak kemahasiswaan dapat
lebih baik.
3.
Sekolah tempat praktik
Semoga SMAN 5 Cimahi dapat menghasilkan
peserta didik berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik,
dan menjadi lebih unggul dalam segala
bidang termasuk sumber daya manusia.
4.
Mahasiswa yang akan praktik
Untuk
kedepannya bagi mahasiswa yang hendak melakukan observasi, sebaiknya lebih
memperhatikan prosedur penelitian agar semua prosesnya dapat berjalan dengan
baik dan lancar, dan semoga makalah ini menjadi referensi.
DAFTAR
PUSTAKA
BUKU
Ahmadi,
A. & Supriyono, W. (2004) Psikologi
belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta
Yusuf,
S. & Nurihsan, J. (2009) Landasan
bimbingan & konseling. PT. Remaja
Rosda Karya: Bandung
SUMBER ONLINE
Zuni
Fatmaningsih (2015). Pendekatan belajar dan
teknik bimbingan dan
konseling belajar. Diakses
dari: http://bk13101.blogspot.co.id/2015/01/pendekatan-belajar-dan-teknik-bimbingan.html
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAPORAN PELAKSANAAN BIMBINGAN
BELAJAR
DI SMAN 5 CIMAHI
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah
Bimbingan
dan Konseling yang Diampu oleh
Dr.
Amin Budiamin, M. Pd. dan Silvia AR, S.Pd
Eva
Hadijah 1600152
Ira
Yulia Agustina 1602162
Putri
Liany 1607249
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga kami
dapat menyelasaikan tugas makalah yang berjudul “Laporan Pelaksanaan Bimbingan Belajar Di Sman 5 Cimahi” ini dengan
tepat waktu. Dalam makalah ini kami memaparkan informasi mengenai kesulitan
belajar yang dialami oleh peserta didik di SMAN 5 CIMAHI, serta pelaksanaan
bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan belajar
tersebut.
Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah Bimbingan dan
Konseling Bapak Dr. Amin Budiamin, M.Pd. dan Ibu Silvia AR, S.Pd. yang telah
memberikan banyak saran dan bimbingan sehingga kami dapat mengerjakan makalah
ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini, kami merasa masih terdapat banyak kekurangan, maka saran
dan kritik yang membangun akan sangat kami terima. Semoga makalah penelitian
ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Bandung, 6 Mei 2017
Penyusun
LEMBAR
PENGESAHAN
Pengesahan
laporan kegiatan penelitian di SMA Negri 5 Cimahi, Kota Cimahi, Jawa Barat:
Nama : Eva Hadijah
NIM : 1600152
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Fakultas : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Nama : Ira Yulia Agustina
NIM : 1602162
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Fakultas : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Nama :
Putri Liany
NIM : 1607249
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Fakultas : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Telah
Melaksanakan kegiatan observasi tentang Kesulitan
Belajar Peserta Didik dan Proses Bimbingan Belajar. Di SMA Negri 5 Cimahi
pada tanggal 5 Mei dan 10 Mei 2017.
Bandung, 12 Mei
2017
Dosen Pembimbing Lapangan Guru
Pembimbing Lapangan
Bimbingan dan Konseling UPI, SMA Negeri
5 Cimahi,
Dr. Amin Budiamin, M.Pd. Nunung
Nurhayati, S.Pd.
NIP 19580703 198503
1 001 NIP 19620818
198512 2 001
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Proses terjadinya pendidikan formal
bersumber dari dua hal yaitu Guru sebagai pendidik dan Peserta didik yang
menerima pendidikan itu sendiri. Pada pelaksanaannya, proses pendidikan tidak
selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan oleh adanya
permasalahan atau kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
Masalah kesulitan belajar siswa perlu
diamati untuk mengetahui sebab dan solusi terbaik yang harus dilakukan oleh
semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Kesulitan belajar yang
dialami oleh peserta didik akan mempengaruhi tingkat prestasi peserta didik.
Banyak peserta didik yang memiliki intelegensi tinggi namun pencapaian prestasi
mereka tidak lebih baik dari peserta didik yang memiliki intelegensi rendah.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal.
Salah satu hambatan dalam pembelajaran
adalah adanya siswa yang masih mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar
menurut para ahli itu biasanya berkenaan dengan gangguan pada kelompok
heterogen yang benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan
kemampuan pendengaran, bicara, membaca, menulis dan berpikir atau menghitung.
Pada pembahasan
kali ini penulis akan membahas kesulitan siswa kelas XI Sekola Menengah Atas di SMAN
5 Cimahi dalam mata pelajaran Ekonomi. Serta membahasas peranan Guru mata pelajaran dan
Guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada
saat pembelajaran Ekonomi. Oleh karena itu, Guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan
pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan
hal-hal yang ada dilingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi
pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi peserta
didik. Selain itu
guru juga dituntut agar dapat mengatasi berbagai permasalahan yang muncul pada
proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian masalah kesulitan belajar?
2. Apa
sajakah faktor-faktor kesulitan belajar?
3. Bagaimana
ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya?
4. Bagaimana
proses bimbingan belajar di kelas?
5. Bagaimana
cara mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian kesulitan belajar
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar
3. Untuk
mengetahui ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya
4. Untuk
mengetahui proses bimbingan belajar di kelas
5. Untuk
mengetahui cara mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
D. Manfaat
1. Agar
mahasiswa yang akan menjadi calon pendidik dapat mengetahui permasalahan
kesulitan belajar yang dialami peserta didik
2. Agar
menemukan solusi untuk permasalahan mengenai kesulitan belajar yang dialami
peserta didik
3. Agar
dapat menentukan proses bimbingan belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik
E. Pendekatan
dan Pemecahan Masalah
Dalam mengamati kesulitan belajar yang
dialami oleh peserta didik, kami melakukan observasi pada peserta didik di SMAN
5 Cimahi Kelas XI IPS dan mengambil sampel sebanyak 3 orang. Kami juga
menetapkan satu mata pelajaran yang akan diamati dalam masalah kesulitan
belajar peserta didik, yaitu mata pelajaran Ekonomi. Setelah melakukan
observasi kami juga melakukan wawancara dengan Guru mata pelajaran ekonomi dan
Guru Bimbingan Konseling.
Setelah memperoleh data dan informasi
selanjutnya kami melakukan analisis terhadap informasi yang kami peroleh. Hasil
analisis yang diperoleh kemudian
dijabarkan dengan metode deskrptif.
BAB II
PROFIL SEKOLAH
A. Tentang
Sekolah
NPSN
: 20224112
NSS
: 30.102.08.03.006
Nama
:
SMAN 5 CIMAHI
Akreditasi
:
Akreditasi A
Alamat
:
JL. PACINAN NO. 23
Kota
: Kota Cimahi
Propinsi
: Jawa Barat
Kecamatan
: Cimahi Tengah
Kelurahan
: Cimahi
Kodepos
:
-
Nomer
Telpon : 0226654436
Email
:
info@sman5cimahi.sch.id
Jenjang
:
SMA
Status
:
Negeri
Situs
:
http://www.sman5cimahi.sch.id
Lintang
:
-6.871595
Bujur
:
107.555208
Ketinggian
:
790
Waktu
Belajar : Sekolah Pagi
B. Keadaan
Sekolah
SMAN 5 Cimahi adalah sebuah sekolah
menengah tingkat atas yang berlokasi di dua tempat yaitu di Jl.Gatot Subroto No
dan Jl.Pacinan No 23. Bangunan sekolah
yang berada di Jl. Gatot Subroto memiliki 22 ruang kelas, ruang kepala sekolah,
ruang guru, ruang administrasi atau tata usaha, ruang BK, ruang UKS, koperasi
siswa, ruang OSIS dan Pramuka, mushola, laboraturium praktikum IPA, dan
laboraturium TIK. Rombongan belajar yang menempati gedung sekolah di Jl.Gatot
Subroto adalah rombongan belajar tingkat X yang terdiri dari 6 kelas jurusan
IPA dan 4 kelas jurusan IPS serta tingkat XI yang terdiri dari 7 kelas jurusan
IPA dan 4 kelas jurusan IPS.
Bangunan sekolah yang berada di
Jl.Pacinan memiliki 11 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK,
laboraturium IPA, laboraturium bahasa, laboraturium TIK, perpustakaan dan
kantin. Sebenarnya, penyebab sekolah yang terbagi menjadi dua lokasi karena
keterbatasan lahan. Hal ini memang sedikit menyulitkan peserta didik maupun
tenaga pendidik.
C. Visi
dan Misi Sekolah
1. Visi
Mewujudkan SMA Negeri 5 Kota Cimahi:
betrakwa, berprestasi dan berwawasan global (B3G).
2. Misi
a. Membina
warga sekolah menjadi manusia yang taat terhadap ajaran agamanya.
b. Mewujudkan
warga sekolah yang berakhlak mulia
c. Menggali
dan mengembangkan potensi dalam bidang IPTEK
d. Meningkatkan
prestasi dalam bidang bahasa, olahraga dan seni
e. Menganali
potensi diri untuk berkembang secara optimal
f. Membentuk
manusia yang siap bersaing di era globalisasi
D. Tata
Tertib Siswa SMA Negeri 5 Cimahi
1. Siswa
hadir disekolah dan masuk kelas puku 06.45
2. Siswa
yang datang terlambat wajib lapor kepada piket dan meminta surat izin masuk
kepada guru untuk mengikuti pelajaran
3. Siswa
wajib berlaku sopan dan salin menghormati kepada guru, karyawan dan sesama
siswa
4. Selama
KBM berlangsung siswa tidak diperkenankan di luar kelas.
5. Ketentuan
peraturan seragam anak sekolah (PSAS).
a. Senin,
Selasa, Rabu, Kamis (kemeja putih dan rok/celana abu-abu)
b. Jumat
(baju muslim dan rok/celana abu-abu)
c. dan
Sabtu (baju batik dan rok/celana abu-abu)
d. sepatu
hitam dilengkapi atribut (lokasi, nama, badge, logo) lengkap.
6. Siswa
dilarang keluar lingkungan sekolah pada saat beristirahat, tanpa izin piket
7. Siswa
dilarang membawa kendaraan roda empat/dua, tanpa izin piket. Jika terjadi
kehilangan diluar tanggung jawab sekolah
8. Siswa
dilarang membawa buku bacaan atau buku porno, rokok, obat terlarang (NARKOBA),
senjata tajam, senjata api dan barang lain yang membahayakan ke sekolah.
9. Siswa
dilarang memakai perhiasan berlebihan, dan membawa benda berharga dengan
berlebihan.
10. Siswa
wajib turut berpartisipasi memelihara keamanan, ketertiban, kebersihan,
keindahan, kekeluargaan kelas dan sekolah
11. Secara
terperinci ercantum didalam buku saku siswa
BAB III
PELAKSANAAN
STUDI LAPANGAN
A.
Identifikasi Kasus
Studi kasus kali ini kami mengambil
sampel pada peserta didik yang duduk di jenjang pendidikan Sekolah Menangah
Atas (SMA) kelas XI IPS 1 sebanyak tiga orang. Pada studi kasus masalah
kesulitan belajar serta bimbingan yang harus dilakukan, kali ini kami melakukan
penelitian dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, kami mencoba
untuk melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap peserta didik untuk
mengetahui informasi tentang permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik
khususnya dalam kesulitan belajar mata pelajaran ekonomi.
Setelah melakukan pengamatan pada
peserta didik, lalu dilanjutkan dengan wawancara terhadap peserta didik, guru
mata pelajaran ekonomi, guru bimbingan dan konseling serta wali kelas untuk
memperoleh informasi mengenai permasalahan peserta didik dan proses bimbingan
yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Identifikasi kasus juga menggunakan data
nilai siswa dan rekapitulasi kehadiran siswa. Berikut informasi mengenai daftar
nilai peserta didik selama satu semester.
Tabel 3.1. Daftar Nilai Peserta
Didik Kelas XI IPS
No
|
Nama Siswa
|
Nilai Raport Semester 1
|
Nilai Sikap
|
1
|
Aditya Najib Alfiqri
|
76
|
B
|
2
|
Agung Gumelar
|
78
|
B
|
3
|
Aini Lelili Ramadhina
|
80
|
B
|
4
|
Anhar Pangestu
|
75
|
B
|
5
|
Anita Nurul Hasna
|
80
|
B
|
6
|
Aurellia Zarra GS
|
80
|
B
|
7
|
Citra Melati SPD
|
82
|
B
|
8
|
Dean Erliana Destiana
|
82
|
B
|
9
|
Dirga Mahardika
|
76
|
B
|
10
|
Febi Aulia Putri
|
80
|
B
|
11
|
Irawan Budi Santoso
|
76
|
B
|
12
|
Kamila Artanti Nur
Aulia
|
78
|
B
|
13
|
Mamik Novita Sari
|
82
|
B
|
14
|
Maurin Zahra Nabilah
|
80
|
B
|
15
|
Mega Permatasari
|
78
|
B
|
16
|
Mohammad Revansyah
|
78
|
B
|
17
|
Muhammad Dejan Juan
Wiguna
|
76
|
B
|
18
|
Muhammad Ichsan Adi
Firmansyah
|
78
|
B
|
19
|
Muhammad Ikhsan
Fauzie
|
75
|
B
|
20
|
Muhammad Rifaldi
Setiawan
|
75
|
B
|
21
|
Rafi Lutfi Rahman
|
76
|
B
|
22
|
Rahma Winit M
|
80
|
B
|
23
|
Raka Kiswara E
|
80
|
B
|
24
|
Reni Komalasari
|
80
|
B
|
25
|
Reza Aditia F
|
78
|
B
|
26
|
Riska Camelia
|
80
|
B
|
27
|
Rubi Aulia Rahmasari
|
80
|
B
|
28
|
Tristant Adzidane
Tafrio
|
76
|
B
|
29
|
Tsania Auliya Rahmani
|
78
|
B
|
30
|
Zsa zsa Nabila
|
80
|
B
|
1. Biodata
peserta didik yang diidentifikasi mengalami kesulitan belajar.
a. Nama
Lengkap : Aurellia
Zara Ghaisani Sulien
No Induk :
151610257
NISN :
0010010193
Tempat
dan Tanggal Lahir : Bandung, 23
Februari 2001
Jenis
Kelamin :
Perempuan
Agama : Islam
Anak
ke : 2
Status
Dalam Keluarga : Anak Kandung
Alamat : Jl. H.
Gofur Perumahan Bumi
Siliwangi
Asri No.14 RT 05/ RW 02
No
Telepon / HP :
081214265403
Nama
Orang Tua : Suhaimi
Alm. Lindawati
No.
Telepon Orang Tua : 08116640963
Pekerjaan
Orang Tua : BUMN
b. Nama
Lengkap : Muhammad
Ikhsan Fauzi
No Induk :
151610372
NISN :
0002800019
Tempat
dan Tanggal Lahir : 12Februari 2000
Jenis
Kelamin : Laki -
laki
Agama : Islam
Anak
ke : 3
Status
Dalam Keluarga : Anak Kandung
Alamat : Jl.
Kampung Gn. Pancir
No.1 RT 01/ RW 08
No
Telepon / HP :
08975160232
E-Mail : fauzie.i@yahoo.com
Nama
Orang Tua : Edi
Juhaedi
Awit Rosidah
No.
Telepon Orang Tua : 089531881098
Pekerjaan
Orang Tua : Wiraswasta
c. Nama
Lengkap : Muhammad
Rifaldi Setiawan
No Induk :
1516110239
NISN :
0000011514
Tempat
dan Tanggal Lahir : Cimahi, 17 Maret
2000
Jenis
Kelamin : Laki -
laki
Agama : Islam
Anak
ke : 1
Status
Dalam Keluarga : Anak Kandung
Alamat : Jl. RH
Abdul Halim
RT
05/ RW 19 Cigugur Tengah
No
Telepon / HP : 08998755547
E-Mail : rifaldi256@ymail.com
Nama
Orang Tua : Agus
Setiawan
Wanti Yulaeni
No.
Telepon Orang Tua : 08139510264
Pekerjaan
Orang Tua : -
B.
Identifikasi Masalah
Menurut hasil pengamatan dan wawancara
yang kami lakukan kepada guru mata pelajaran serta wali kelas, dalam kelas XI
IPS 1 yang terdiri dari 30 orang, terdapat tiga orang peserta didik yang
diidentifikasi mengalami masalah dalam pembelajaran. Hal ini didasarkan pada
data kehadiran dan nilai raport semester 1 kelas XI IPS 1, serta penilaian guru
mata pelajaran terhadap sikap peserta didik saat mengikuti pembelajaran di
kelas.
Peserta didik yang diidentifikasi mengalami
masalah bernama Aurellia Zara GS, Muhammad Ikhsan Fauzi dan Muhammad Rifaldi S.
Ketiga peserta didik tersebut memiliki masalah pada kehadiran di kelas.
Berdasarkan data kehadiran siswa kelas XI IPS 1, Aurellia tercatat delapan kali
absen, Muhammad Ikhsan tercatat lima belas kali absen dan Muhammad Rifaldi
tercatat sembilan belas kali absen tanpa keterangan. Hal ini tentunya menunjukan
adanya permasalahan pada peserta didik tersebut. Selain itu, Muhammad Ikhsan
dan Muhammad Rifaldi juga memiliki nilai yang berada di bawah rata – rata.
Pernyataan dari teman sekelasnya bahwa,
Muhammad Rifaldi S jarang mengikuti kegiatan belajar di sekolah, bukan hanya
pada mata pelajaran ekonomi saja, tetapi mata pelajaran lainnya. Sedangkan,
peserta didik yang bernama Muhammad Ikhsan Fauzie selain jarang masuk kelas dia
juga peserta didik yang hiperaktif dan mengaku tidak menyukai mata pelajaran
ekonomi. Kemudian, peserta didik yang bernama Aurellia Zara GS memiliki masalah
pada data kehadiran dan jarang mengikuti kegiatan belajar di sekolah.
C.
Identifikasi Faktor Penyebab
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan
teori mengenai penyebab kesulitan belajar, peserta didik yang bernama Aurellia,
diidentifikasi mengalami masalah kesulitan belajar yang berasal dari faktor
eksternal yaitu lingkungan keluarga, Aurellia Zara GS tinggal bersama ayah dan
kakaknya dikarenakan sang ibu telah meninggal dunia dan Aurellia tidak memiliki
kedekatan dengan sang ayah karena ayahnya bekerja di luar kota. Sehingga
mempengaruhi semangat belajar untuk datang ke sekolah yang cenderung rendah dan
muncullah masalah kesulitan belajar itu.
Sedangkan, faktor penyebab masalah
kesulitan belajar pada peserta didik yang bernama Muhammad Ikhsan Fauzie adalah
berasal dari faktor internal lebih spesifiknya faktor kejiwaan, antara lain
minat terhadap mata pelajaran ekonomi kurang, motif belajar rendah, rasa
percaya diri kurang, disiplin pribadi rendah, sering meremehkan persoalan, dan
integritas kepribadian rendah. Sehingga pencapain prestasi belajar cenderung
rendah atau berada di bawah rata-rata kelas.
Kemudian, faktor penyebab
masalah kesulitan belajar pada peserta
didik yang bernama Muhammad Rifaldi S adalah berasal dari faktor dalam diri
peserta didik itu sendiri yang disebabkan oleh kebiasaan yang salah, seperti
melakukan kegiatan yang bertentangan dengan aktivitas di sekolah dan dari
faktor lingkungan yaitu teman-teman sepergaulan di luar sekolah yang kurang
baik. Sehingga menyebabkan rendahnya semangat untuk datang ke sekolah dan
rendahnya pencapaian prestasi belajar di sekolah.
D.
Teknik Bimbingan Belajar
Menurut Huston (dalam Ahmadi &
Supriyono, 2004, hlm. 117) guru yang dapat berperan sebagai pembimbing yang
efektif adalah yang memiliki kemampuan (kelebihan dalam hal mengajar bidang
studi:
1.
Dapat menimbulkan minat dan semangat
dalam bidang studi yang diajarkan.
2.
Memiliki kecakapan sebagai pemimpin
murid.
3.
Dapat menghubungkan materi pelajaran
pada pekerjaan praktis.
Menurut
Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm. 119) pelayanan bimbingan dan konseling belajar
dapat ditempuh dengan menggunakan 2 teknik, yaitu teknik individual dan teknik
kelompok. Berikut penjelasannya lebih lanjut.
1. Teknik
individual
a. Directive counseling
Dengan prosedur atau teknik pelayanan
penyuluhan tertuju pada masalahnya, konselor yang membuka jalan pemecahan
masalah yang dihadapi klien. Tokoh dari aliran Williamson menunjukan alasan
bahwa (1) anak yang belum matang mendiagnosis sendiri sukar memecahkan
masalahnya, tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman. (2) anak yang
berkesulitan sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang harus dilakukan, mereka
tidak mau dan tidak berani. (3) mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan
oleh anak tanpa bantuan dari orang lain.
b. Non-directive counseling
Disini konselilah yang mengambil
inisiatif, yag menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari orang
lain.
c. Eclective counseling
Pelayanan tidak dipusatkan pada konseli,
tetapi masalah yang diadapi itulah yang harus ditangani secara luwes, sehingga
tentang apa yang diperlukan setiap waktu dan dapat diubah kalo memang
diperlukan.
2. Teknik
kelompok
a.
Home
room
Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru
bersama murid di dalam ruang kelas di luar jam pelajaran. Kegiatan home room
dapat dilakukan secara periodik, misalnya seminggu sekali. Kegiatan home room dapat digunakan sebagai suatu
cara dalam bimbingan belajar, melalui kegiatan ini pembimbing dan murid dapat
berdiskusi tentang berbagai aspek tentang belajar.
b.
Field
trip
Bimbingan karya wisata merupakan cara
yang banyak menguntungkan. Dengan karya wisata murid-murid dapat mengenal dan
mengamati secara langsung dari dekat objek situasi yang menarik perhatiannya,
dan hubungannya dengan pelajaran di sekolah. Dengan karya wisata murid-murid
mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok,
organisasi, kerjasama, dan tanggung jawab.
c.
Group
discussion
Dalam diskusi kelompok sebaiknya
dibentuk kelompok-kelompok kecil untuk bergabung untuk mendiskusikan bersama
permasalahan mereka.
d. Kegiatan
kelompok
Kegiatan kelompok merupakan teknik
bimbingan yang baik untuk membantu relasi sosial positif dapat berkembang
dengan baik, misalnya bermain bersama atau rekreasi bersama.
e. Organisasi
murid
Kegiatan organisasi siswa misalnya OSIS
membantu membentuk kepribadian anak baik secara individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
f. Sosiodrama
Teknik sosiodrama adalah suatu cara
dalam bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid untuk mendratisasikan
sikap.
g. Upacara
Upacara
bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi peserta didik dalam melatih
disiplin, melatih ketrapilan, membentuk diri untuk dapat menghormati pahlawan,
cinta bangsa dan tanah air.
h. Papan
bimbingan
Papan bimbingan adalah papan tulis yang
dipasang di luar ruang kelas dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi
tempat persinggahan murid-murid diwaktu senggang misalnya pengumuman penting
atau peristiwa yang hangat.
Berdasarkan
teori di atas, kami mengamati bahwa guru mata pelajaran sekaligus wali kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi menggunakan teknik bimbingan group discussion untuk mengatasi masalah kesulitan belajar yang
dihadapi peserta didiknya. Contohnya, guru mata pelajaran membentuk sebuah
kelompok dalam pembelajaran, dalam satu kelompok itu terdiri dari 6 peserta
didik, 2 diantaranya memiliki kemampuan lebih dalam pelajaran ekonomi dibanding
dengan anggota kelompok tersebut. Kemudian, guru mata pelajaran memberkan
soal-soal yang harus mereka selesaikan secara berkelompok. Lalu, mereka
mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok yang mereka lakukan. Setelah itu,
guru mata pelajaran memberikan evaluasi dan penjelasan kembali kepada semua
peserta didik.
Sedangkan,
Guru bimbingan dan konseling hanya menjadi mediator apabila peserta didik dan
guru mata pelajaran memiliki masalah dalam pembelajaran. Guru BK memberikan
bimbingan dengan metode individual, artinya pelayanan diberikan secara personal
melalui diskusi secara pribadi anta Guru BK dan peserta didik yang
bersangkutan.
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Studi Kasus dan Layanan Bimbingan
yang diberikan
Aktivitas belajar peserta didik tidak
selamanya berlangsung secara wajar, terkadang tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Hal ini dikarenakan adanya masalah baik yang ditimbulkan peserta
didik maupun tenaga pendidik, tetapi pada studi kasus kali ini kami menemukan
bahwa masalah pembelajaran lebih banyak ditemukan oleh faktor dari dalam diri
peserta didik itu sendiri. Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami
peserta didik, maka baik guru mata pelajaran ataupun wali kelas harus
senantiasa memberikan bimbingan belajar dan bekerja sama dengan pihak bimbingan
dan konseling.
Sebelum memberikan bimbingan kepada
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, guru mata pelajaran melakukan
evaluasi terhadap proses belajar yang telah berlangsung, hasil evaluasi akan
menunjukan informasi peserta didik manakah yang prestasi belajarnya rendah. Hal
itu menunjukan bahwa ada peserta didik yang mengalami kesuitan belajar. Langkah
yang digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik
tersebut yaitu (1) guru mata pelajaran mengadakan remedial (2) apabila hasil
remedial belum juga menunjukan perubahan, maka guru mata pelajaran
menginstuksikan agar membentuk kelompok belajar untuk membahas materi yang
sulit dipahami (3) apabila hasil belajar kelompok belum juga menunjukan
perubahan, maka guru mata pelajaran memberikan bimbingan khusus kepada peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar. Seperti, memberikan penjelasan lebih
mendalam terhadap materi yang sulit dipahami oleh peserta didik tersebut.
Selain guru mata pelajaran, wali kelas
juga terlibat dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar. Langkah yang dilakukan wali kelas untuk membantu peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar yaitu dengan cara (1) mendengarkan keluh
kesah peserta didik terhadap masalah yang mereka alami, baik masalah akademik
maupun non akademik (2) memberikan motivasi kepada peserta didik agar
senantiasa belajar dengan penuh semangat (3) berkomunikasi dengan guru mata
pelajaran yang terkait.
Setelah guru mata pelajaran dan wali
kelas, pihak yang juga terlibat dalam menangani masalah kesulitan belajar yang
dialami peserta didik adalah guru bimbingan dan konseling. Layanan dan
bimbingan yang diberikan yaitu (1)
mengidentifikasi masalah psikologi peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar (2) mengidentifikasi masalah eksternal, seperti hubungan
peserta didik dengan guru (3) menjadi mediator antara peserta didik dan guru
mata pelajaran (4) bekerjasama dengan orang tua peserta didik.
B.
Pembahasan
1.
Pengertian kesulitan belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm. 77)
menyatakan bahwa aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak,
kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat
sulit.
Setiap individu memang tidak ada yang
sama. Perbedaan invidual ini pulalah menyebabkan perbedaan tingkah laku di
kalangan peserta didik. “Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat
belajar sebagai mana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar”.
Berdasarkan pengertian
diatas maka penyusun dapat menarik kesimpulan bahwa, kesulitan belajar adalah
suatu kondisi pada saat peserta didik memiliki pencapaian yang kurang
dibandingkan dengan rata-rata peserta didik lainnya. Kesulitan belajar juga
dapat diartikan sebagai kondisi yang dialami oleh peserta didik saat tidak
dapat belajar sebagaimana mestinya.
2. Faktor – faktor kesulitan belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm.
78) faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua
golongan yaitu berikut ini.
a. Faktor
internal (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi.
1) Faktor
fisiologi ; sakit; kurang sehat; cacat tubuh.
2) Faktor
psikologi ; intelegensi; bakat; minat; motivasi; faktor kesehatan mental;
tipe-tipe khusus seorang pelajar.
b. Faktor
eksternal (faktor dari luar manusia) yang meliputi.
1) Faktor-faktor
non sosial
2) Faktor-faktor
sosial
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2009, hlm. 222)
keberhasilan belajar siswa atau mahasiswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik internal maupun eksetnal.
a. Faktor
internal
1) Ketidakseimbangan
mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental yag bersifat
potensial (kecerdasan) ; (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang
perhatian, adanya kelaninan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang
berlawanan, kurangnya energi untuk bekerja atau belajar karena kekurangan
makanan ang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan
hal-hal fundamental ; (c) kesiapan diri yang kurang matang.
2) Gangguan
fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b)
gangguan kesehatan (sakit-sakitan).
3) Gangguan
emosi: (a) merasa tidak aman, (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan
orang, situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak
karuan), perasaan takut yang berlebihan (phobi),
perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang dialami; dan
(d) ketidakmatangan emosi.
b. Faktor eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan
nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang
hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun
kehadirannya secara tidak langsung. Sedangkan yang termasuk faktor nonsosial
adalah: keadaan suhu udara, waktu, suasana lingkungan, keadaan tempat, ruangan
kelas, kebersihan, ventilasi, kelengkapan alat-alat tulis atau fasilitas
belajar, buku-buku sumber dan media belajar lainnya.
Masalah
kesulitan belajar peserta didik pada umumnya disebabkan oleh faktor dari dalam
diri peserta didik itu sendiri, seperti motif belajar yang rendah, kemampuan
mengontrol emosi, kurangnya motivasi belajar, dan rendahnya disiplin diri.
Adapun faktor dari luar adalah, lingkungan sosial keluarga, penyalahgunaan
perkembangan teknologi misalnya disaat waktu luang, peserta didik lebih sering
menggunakannya untuk bermain handphone
daripada membaca buku dan mengerjakan tugas. Itulah salah satu faktor yang
menyebabkan masalah kesulitan belajar saat ini.
Proses
bimbingan adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah kesulitan belajar
tersebut. Yang terpenting dalam langkah melakukan proses bimbingan adalah
adanya informasi atau data peserta didik yang memadai. Untuk mencegeah
terjadinya kesulitan belajar peserta didik, kita dapat memberikan layanan
informasi misalnya membiasakan sikap dan belajar yang posistif, cara membaca
buku yang efektif, cara membuat catatan pelajaran, cara mengikuti kegiatan
belajar di dalam dan di luar kelas, dan cara belajar kelompok.
Proses bimbingan
belajar yang dilakukan di SMA Negeri 5 Cimahi khususnya dalam mata pelajaran
ekonomi, menurut pandangan kami sudah tepat, yaitu dengan menggunakan teknik group discussion. Alasan mengapa kami mengatakan bahwa teknik yang digunakan sudah
tepat, karena sebagian peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi
mengaku bahwa mata pelajaran ekonomi tidak sulit dan mudah dipahami.
Adapun siswa yang
bermasalah seperti Aurellia, Muhammad Ikhsan dan Muhammad Rifaldi, memang
memiliki masalah pada diri pribadinya masing – masing, bukan karena proses
pembelajaran yang kurang tepat. Sebagai mahasiswa yang akan menjadi tenaga
pendidik, kita harus siap dalam menghadapi berbagai masalah kesulitan belajar
siswa dan mampu mengatasinya sesuai dengan teknik dan proses bimbingan yang
benar.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Aktivitas belajar peserta didik tidak
selamanya berlangsung secara wajar, terkadang tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Hal ini dikarenakan adanya masalah baik yang ditimbulkan peserta
didik maupun tenaga pendidik, tetapi pada studi kasus kali ini kami menemukan
bahwa masalah pembelajaran lebih banyak ditemukan oleh faktor dari dalam diri
peserta didik itu sendiri. Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami
peserta didik, maka baik guru mata pelajaran ataupun wali kelas harus
senantiasa memberikan bimbingan belajar dan bekerja sama dengan pihak bimbingan
dan konseling.
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan
teori mengenai penyebab kesulitan belajar, peserta didik yang bernama Aurellia,
diidentifikasi mengalami masalah kesulitan belajar yang berasal dari faktor
eksternal yaitu lingkungan keluarga, Aurellia Zara GS tinggal bersama ayah dan
kakaknya dikarenakan sang ibu telah meninggal dunia dan Aurellia tidak memiliki
kedekatan dengan sang ayah karena ayahnya bekerja di luar kota. Sehingga
mempengaruhi semangat belajar untuk datang ke sekolah yang cenderung rendah dan
muncullah masalah kesulitan belajar itu.
Kami mengamati bahwa guru mata pelajaran
sekaligus wali kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi menggunakan teknik bimbingan group discussion untuk mengatasi masalah
kesulitan belajar yang dihadapi peserta didiknya. Contohnya, guru mata
pelajaran membentuk sebuah kelompok dalam pembelajaran, dalam satu kelompok itu
terdiri dari 6 peserta didik, 2 diantaranya memiliki kemampuan lebih dalam
pelajaran ekonomi dibanding dengan anggota kelompok tersebut. Kemudian, guru
mata pelajaran memberkan soal-soal yang harus mereka selesaikan secara
berkelompok. Lalu, mereka mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok yang
mereka lakukan. Setelah itu, guru mata pelajaran memberikan evaluasi dan
penjelasan kembali kepada semua peserta didik.
B.
Saran dan Rekomendasi
1.
Dosen pengampu mata kuliah
Semoga kedepannya dapat lebih memberi
bimbingan dan motivasi kepada mahasiswa. Dan berbagi pengalaman dalam melakukan
penelitian agar mahasiswa mempunyai gambaran pada saat melakukan observasi di
lapangan secara langsung.
2.
Jurusan
Pada saat mahasiswa hendak membuat surat
dan perizinan, semoga pelayanan yang diberikan oleh pihak kemahasiswaan dapat
lebih baik.
3.
Sekolah tempat praktik
Semoga SMAN 5 Cimahi dapat menghasilkan
peserta didik berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik,
dan menjadi lebih unggul dalam segala
bidang termasuk sumber daya manusia.
4.
Mahasiswa yang akan praktik
Untuk
kedepannya bagi mahasiswa yang hendak melakukan observasi, sebaiknya lebih
memperhatikan prosedur penelitian agar semua prosesnya dapat berjalan dengan
baik dan lancar, dan semoga makalah ini menjadi referensi.
DAFTAR
PUSTAKA
BUKU
Ahmadi,
A. & Supriyono, W. (2004) Psikologi
belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta
Yusuf,
S. & Nurihsan, J. (2009) Landasan
bimbingan & konseling. PT. Remaja
Rosda Karya: Bandung
SUMBER ONLINE
Zuni
Fatmaningsih (2015). Pendekatan belajar dan
teknik bimbingan dan
konseling belajar. Diakses
dari: http://bk13101.blogspot.co.id/2015/01/pendekatan-belajar-dan-teknik-bimbingan.html
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Langganan:
Postingan (Atom)