Jumat, 18 Mei 2018

"menghargai"

ketika kamu pikir kamu paling benar, belum tentu menurut orang lain demikian. ketika kamu pikir kamu paling dirugikan belum tentu orang lain berpikir demikian. setiap orang punya sudut pandang dan latar belakang yang berbeda, ngga ada yang salah sih sama sudut pandang, setiap orang bebas untuk mengeluarkan pandangannya. tapi kita harus ingat untuk saling memahami dan menghargai pandangan orang lain. begitu juga sama latar belakang, setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda, ketika kamu pikir seseorang terlalu membuang-buang uangnya untuk kesenangan di hari itu, siapa tau dihari-hari sebelumnya dia sudah susah payah menghemat uang untuk sesuatu yang ingin ia beli sejak lama.

permasalahannya terkadang kita merasa paling benar berdasarkan sudut pandang dan latar belakang kita tanpa melihat sudut pandang dan latar belakang orang lain. dan pada akhirnya kita cuma jadi seseorang yang seolah mengerti, bukan benar-benar mengerti.
belajar memahami bukan seolah paham
belajar peduli bukan sekedar basa basi
belajar menghargai bukan hanya ingin dipahami

kita tidak pernah tau apa yang sudah di lewati oleh seseorang, so be kind guyss.

Rabu, 11 April 2018

LAPORAN PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI SMAN 5 CIMAHI


LAPORAN PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR

DI SMAN 5 CIMAHI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling yang Diampu oleh
Dr. Amin Budiamin, M. Pd. dan Silvia AR, S.Pd











Disusun Oleh:
Eva Hadijah                1600152
Ira Yulia Agustina      1602162
Putri Liany                  1607249







PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelasaikan tugas makalah yang berjudul “Laporan Pelaksanaan Bimbingan Belajar Di Sman 5 Cimahi” ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini kami memaparkan informasi mengenai kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik di SMAN 5 CIMAHI, serta pelaksanaan bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling Bapak Dr. Amin Budiamin, M.Pd. dan Ibu Silvia AR, S.Pd. yang telah memberikan banyak saran dan bimbingan sehingga kami dapat mengerjakan makalah ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih terdapat banyak kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun akan sangat kami terima. Semoga makalah penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Bandung, 6 Mei 2017


Penyusun


LEMBAR PENGESAHAN

Pengesahan laporan kegiatan penelitian di SMA Negri 5 Cimahi, Kota Cimahi, Jawa Barat:

Nama               : Eva Hadijah
NIM                : 1600152
Prodi               : Pendidikan Ekonomi
Fakultas           : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Nama               : Ira Yulia Agustina
NIM                : 1602162
Prodi               : Pendidikan Ekonomi
Fakultas           : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Nama               : Putri Liany
NIM                : 1607249
Prodi               : Pendidikan Ekonomi
Fakultas           : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Telah Melaksanakan kegiatan observasi tentang Kesulitan Belajar Peserta Didik dan Proses Bimbingan Belajar. Di SMA Negri 5 Cimahi pada tanggal 5 Mei dan 10 Mei 2017.
                                                                                                                                                            Bandung,  12  Mei 2017
Dosen Pembimbing Lapangan                                   Guru Pembimbing Lapangan
Bimbingan dan Konseling UPI,                                     SMA Negeri 5 Cimahi,



  Dr. Amin Budiamin, M.Pd.                                        Nunung Nurhayati, S.Pd.
NIP 19580703 198503 1 001                                    NIP 19620818 198512 2 001             
DAFTAR ISI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Proses terjadinya pendidikan formal bersumber dari dua hal yaitu Guru sebagai pendidik dan Peserta didik yang menerima pendidikan itu sendiri. Pada pelaksanaannya, proses pendidikan tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan atau kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
Masalah kesulitan belajar siswa perlu diamati untuk mengetahui sebab dan solusi terbaik yang harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik akan mempengaruhi tingkat prestasi peserta didik. Banyak peserta didik yang memiliki intelegensi tinggi namun pencapaian prestasi mereka tidak lebih baik dari peserta didik yang memiliki intelegensi rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal.
Salah satu hambatan dalam pembelajaran adalah adanya siswa yang masih mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar menurut para ahli itu biasanya berkenaan dengan gangguan pada kelompok heterogen yang benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kemampuan pendengaran, bicara, membaca, menulis dan berpikir atau menghitung.
Pada pembahasan kali ini penulis akan membahas kesulitan siswa kelas XI Sekola Menengah Atas di SMAN 5 Cimahi dalam mata pelajaran Ekonomi. Serta membahasas peranan Guru mata pelajaran dan Guru bimbingan dan konseling  dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada saat pembelajaran Ekonomi. Oleh karena itu, Guru  dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada dilingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi peserta didik. Selain itu guru juga dituntut agar dapat mengatasi berbagai permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian masalah kesulitan belajar?
2.      Apa sajakah faktor-faktor kesulitan belajar?
3.      Bagaimana ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya?
4.      Bagaimana proses bimbingan belajar di kelas?
5.      Bagaimana cara mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kesulitan belajar
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya
4.      Untuk mengetahui proses bimbingan belajar di kelas
5.      Untuk mengetahui cara mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar

D.    Manfaat
1.      Agar mahasiswa yang akan menjadi calon pendidik dapat mengetahui permasalahan kesulitan belajar yang dialami peserta didik
2.      Agar menemukan solusi untuk permasalahan mengenai kesulitan belajar yang dialami peserta didik
3.      Agar dapat menentukan proses bimbingan belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik

E.     Pendekatan dan Pemecahan Masalah
Dalam mengamati kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik, kami melakukan observasi pada peserta didik di SMAN 5 Cimahi Kelas XI IPS dan mengambil sampel sebanyak 3 orang. Kami juga menetapkan satu mata pelajaran yang akan diamati dalam masalah kesulitan belajar peserta didik, yaitu mata pelajaran Ekonomi. Setelah melakukan observasi kami juga melakukan wawancara dengan Guru mata pelajaran ekonomi dan Guru Bimbingan Konseling.
Setelah memperoleh data dan informasi selanjutnya kami melakukan analisis terhadap informasi yang kami peroleh. Hasil analisis yang diperoleh  kemudian dijabarkan dengan metode deskrptif.
BAB II
PROFIL SEKOLAH

A.    Tentang Sekolah
NPSN                     : 20224112
NSS                        : 30.102.08.03.006
Nama                      : SMAN 5 CIMAHI
Akreditasi               : Akreditasi A
Alamat                    : JL. PACINAN NO. 23
Kota                       : Kota Cimahi
Propinsi                  : Jawa Barat
Kecamatan             : Cimahi Tengah
Kelurahan               : Cimahi
Kodepos                 : -
Nomer Telpon        : 0226654436
Email                      : info@sman5cimahi.sch.id
Jenjang                   : SMA
Status                     : Negeri
Situs                       : http://www.sman5cimahi.sch.id
Lintang                   : -6.871595
Bujur                      : 107.555208
Ketinggian             : 790
Waktu Belajar        : Sekolah Pagi
      
B.     Keadaan Sekolah
SMAN 5 Cimahi adalah sebuah sekolah menengah tingkat atas yang berlokasi di dua tempat yaitu di Jl.Gatot Subroto No dan Jl.Pacinan No 23. Bangunan  sekolah yang berada di Jl. Gatot Subroto memiliki 22 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang administrasi atau tata usaha, ruang BK, ruang UKS, koperasi siswa, ruang OSIS dan Pramuka, mushola, laboraturium praktikum IPA, dan laboraturium TIK. Rombongan belajar yang menempati gedung sekolah di Jl.Gatot Subroto adalah rombongan belajar tingkat X yang terdiri dari 6 kelas jurusan IPA dan 4 kelas jurusan IPS serta tingkat XI yang terdiri dari 7 kelas jurusan IPA dan 4 kelas jurusan IPS.
Bangunan sekolah yang berada di Jl.Pacinan memiliki 11 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, laboraturium IPA, laboraturium bahasa, laboraturium TIK, perpustakaan dan kantin. Sebenarnya, penyebab sekolah yang terbagi menjadi dua lokasi karena keterbatasan lahan. Hal ini memang sedikit menyulitkan peserta didik maupun tenaga pendidik.

C.     Visi dan Misi Sekolah
1.      Visi
Mewujudkan SMA Negeri 5 Kota Cimahi: betrakwa, berprestasi dan berwawasan global (B3G).
2.      Misi
a.       Membina warga sekolah menjadi manusia yang taat terhadap ajaran agamanya.
b.      Mewujudkan warga sekolah yang berakhlak mulia
c.       Menggali dan mengembangkan potensi dalam bidang IPTEK
d.      Meningkatkan prestasi dalam bidang bahasa, olahraga dan seni
e.       Menganali potensi diri untuk berkembang secara optimal
f.       Membentuk manusia yang siap bersaing di era globalisasi

D.    Tata Tertib Siswa SMA Negeri 5 Cimahi
1.      Siswa hadir disekolah dan masuk kelas puku 06.45
2.      Siswa yang datang terlambat wajib lapor kepada piket dan meminta surat izin masuk kepada guru untuk mengikuti pelajaran
3.      Siswa wajib berlaku sopan dan salin menghormati kepada guru, karyawan dan sesama siswa
4.      Selama KBM berlangsung siswa tidak diperkenankan di luar kelas.
5.      Ketentuan peraturan seragam anak sekolah (PSAS).
a.       Senin, Selasa, Rabu, Kamis (kemeja putih dan rok/celana abu-abu)
b.      Jumat (baju muslim dan rok/celana abu-abu)
c.       dan Sabtu (baju batik dan rok/celana abu-abu)
d.      sepatu hitam dilengkapi atribut (lokasi, nama, badge, logo) lengkap.
6.      Siswa dilarang keluar lingkungan sekolah pada saat beristirahat, tanpa izin piket
7.      Siswa dilarang membawa kendaraan roda empat/dua, tanpa izin piket. Jika terjadi kehilangan diluar tanggung jawab sekolah
8.      Siswa dilarang membawa buku bacaan atau buku porno, rokok, obat terlarang (NARKOBA), senjata tajam, senjata api dan barang lain yang membahayakan ke sekolah.
9.      Siswa dilarang memakai perhiasan berlebihan, dan membawa benda berharga dengan berlebihan.
10.  Siswa wajib turut berpartisipasi memelihara keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan kelas dan sekolah
11.  Secara terperinci ercantum didalam buku saku siswa

BAB III
PELAKSANAAN STUDI LAPANGAN

A.    Identifikasi Kasus
Studi kasus kali ini kami mengambil sampel pada peserta didik yang duduk di jenjang pendidikan Sekolah Menangah Atas (SMA) kelas XI IPS 1 sebanyak tiga orang. Pada studi kasus masalah kesulitan belajar serta bimbingan yang harus dilakukan, kali ini kami melakukan penelitian dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, kami mencoba untuk melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap peserta didik untuk mengetahui informasi tentang permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik khususnya dalam kesulitan belajar mata pelajaran ekonomi.
Setelah melakukan pengamatan pada peserta didik, lalu dilanjutkan dengan wawancara terhadap peserta didik, guru mata pelajaran ekonomi, guru bimbingan dan konseling serta wali kelas untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan peserta didik dan proses bimbingan yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Identifikasi kasus juga menggunakan data nilai siswa dan rekapitulasi kehadiran siswa. Berikut informasi mengenai daftar nilai peserta didik selama satu semester.

Tabel 3.1. Daftar Nilai Peserta Didik Kelas XI IPS
No
Nama Siswa
Nilai Raport Semester 1
Nilai Sikap
1
Aditya Najib Alfiqri
76
B
2
Agung Gumelar
78
B
3
Aini Lelili Ramadhina
80
B
4
Anhar Pangestu
75
B
5
Anita Nurul Hasna
80
B
6
Aurellia Zarra GS
80
B
7
Citra Melati SPD
82
B
8
Dean Erliana Destiana
82
B
9
Dirga Mahardika
76
B
10
Febi Aulia Putri
80
B
11
Irawan Budi Santoso
76
B
12
Kamila Artanti Nur Aulia
78
B
13
Mamik Novita Sari
82
B
14
Maurin Zahra Nabilah
80
B
15
Mega Permatasari
78
B
16
Mohammad Revansyah
78
B
17
Muhammad Dejan Juan Wiguna
76
B
18
Muhammad Ichsan Adi Firmansyah
78
B
19
Muhammad Ikhsan Fauzie
75
B
20
Muhammad Rifaldi Setiawan
75
B
21
Rafi Lutfi Rahman
76
B
22
Rahma Winit M
80
B
23
Raka Kiswara E
80
B
24
Reni Komalasari
80
B
25
Reza Aditia F
78
B
26
Riska Camelia
80
B
27
Rubi Aulia Rahmasari
80
B
28
Tristant Adzidane Tafrio
76
B
29
Tsania Auliya Rahmani
78
B
30
Zsa zsa Nabila
80
B

1.      Biodata peserta didik yang diidentifikasi mengalami kesulitan belajar.
a.       Nama Lengkap                         : Aurellia Zara Ghaisani Sulien
No Induk                                  : 151610257
NISN                                        : 0010010193
Tempat dan Tanggal Lahir       : Bandung, 23 Februari 2001
Jenis Kelamin                           : Perempuan
Agama                                      : Islam
Anak ke                                    : 2
Status Dalam Keluarga            : Anak Kandung
Alamat                                    : Jl. H. Gofur Perumahan Bumi
 Siliwangi Asri No.14 RT 05/ RW 02
No Telepon / HP                     : 081214265403
E-Mail                                    : zarasulien@gmail.com
Nama Orang Tua                     : Suhaimi
                                                         Alm. Lindawati
No. Telepon Orang Tua          : 08116640963
Pekerjaan Orang Tua               : BUMN

b.      Nama Lengkap                         : Muhammad Ikhsan Fauzi
No Induk                                  : 151610372
NISN                                        : 0002800019
Tempat dan Tanggal Lahir       : 12Februari 2000
Jenis Kelamin                           : Laki - laki
Agama                                      : Islam
Anak ke                                    : 3
Status Dalam Keluarga            : Anak Kandung
Alamat                                    : Jl. Kampung Gn. Pancir
 No.1 RT 01/ RW 08
No Telepon / HP                     : 08975160232
E-Mail                                    : fauzie.i@yahoo.com
Nama Orang Tua                     : Edi Juhaedi
                                                         Awit Rosidah
No. Telepon Orang Tua          : 089531881098
Pekerjaan Orang Tua               : Wiraswasta

c.       Nama Lengkap                         : Muhammad Rifaldi Setiawan
No Induk                                  : 1516110239
NISN                                        : 0000011514
Tempat dan Tanggal Lahir       : Cimahi, 17 Maret 2000
Jenis Kelamin                           : Laki - laki
Agama                                      : Islam
Anak ke                                    : 1
Status Dalam Keluarga            : Anak Kandung
Alamat                                    : Jl. RH Abdul Halim
 RT 05/ RW 19 Cigugur Tengah
No Telepon / HP                     : 08998755547
E-Mail                                    : rifaldi256@ymail.com
Nama Orang Tua                     : Agus Setiawan
                                                         Wanti Yulaeni
No. Telepon Orang Tua          : 08139510264
Pekerjaan Orang Tua               : -

B.     Identifikasi Masalah
Menurut hasil pengamatan dan wawancara yang kami lakukan kepada guru mata pelajaran serta wali kelas, dalam kelas XI IPS 1 yang terdiri dari 30 orang, terdapat tiga orang peserta didik yang diidentifikasi mengalami masalah dalam pembelajaran. Hal ini didasarkan pada data kehadiran dan nilai raport semester 1 kelas XI IPS 1, serta penilaian guru mata pelajaran terhadap sikap peserta didik saat mengikuti pembelajaran di kelas.
Peserta didik yang diidentifikasi mengalami masalah bernama Aurellia Zara GS, Muhammad Ikhsan Fauzi dan Muhammad Rifaldi S. Ketiga peserta didik tersebut memiliki masalah pada kehadiran di kelas. Berdasarkan data kehadiran siswa kelas XI IPS 1, Aurellia tercatat delapan kali absen, Muhammad Ikhsan tercatat lima belas kali absen dan Muhammad Rifaldi tercatat sembilan belas kali absen tanpa keterangan. Hal ini tentunya menunjukan adanya permasalahan pada peserta didik tersebut. Selain itu, Muhammad Ikhsan dan Muhammad Rifaldi juga memiliki nilai yang berada di bawah rata – rata.
Pernyataan dari teman sekelasnya bahwa, Muhammad Rifaldi S jarang mengikuti kegiatan belajar di sekolah, bukan hanya pada mata pelajaran ekonomi saja, tetapi mata pelajaran lainnya. Sedangkan, peserta didik yang bernama Muhammad Ikhsan Fauzie selain jarang masuk kelas dia juga peserta didik yang hiperaktif dan mengaku tidak menyukai mata pelajaran ekonomi. Kemudian, peserta didik yang bernama Aurellia Zara GS memiliki masalah pada data kehadiran dan jarang mengikuti kegiatan belajar di sekolah. 

C.     Identifikasi Faktor Penyebab
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan teori mengenai penyebab kesulitan belajar, peserta didik yang bernama Aurellia, diidentifikasi mengalami masalah kesulitan belajar yang berasal dari faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, Aurellia Zara GS tinggal bersama ayah dan kakaknya dikarenakan sang ibu telah meninggal dunia dan Aurellia tidak memiliki kedekatan dengan sang ayah karena ayahnya bekerja di luar kota. Sehingga mempengaruhi semangat belajar untuk datang ke sekolah yang cenderung rendah dan muncullah masalah kesulitan belajar itu.
Sedangkan, faktor penyebab masalah kesulitan belajar pada peserta didik yang bernama Muhammad Ikhsan Fauzie adalah berasal dari faktor internal lebih spesifiknya faktor kejiwaan, antara lain minat terhadap mata pelajaran ekonomi kurang, motif belajar rendah, rasa percaya diri kurang, disiplin pribadi rendah, sering meremehkan persoalan, dan integritas kepribadian rendah. Sehingga pencapain prestasi belajar cenderung rendah atau berada di bawah rata-rata kelas.
Kemudian, faktor penyebab masalah kesulitan belajar pada  peserta didik yang bernama Muhammad Rifaldi S adalah berasal dari faktor dalam diri peserta didik itu sendiri yang disebabkan oleh kebiasaan yang salah, seperti melakukan kegiatan yang bertentangan dengan aktivitas di sekolah dan dari faktor lingkungan yaitu teman-teman sepergaulan di luar sekolah yang kurang baik. Sehingga menyebabkan rendahnya semangat untuk datang ke sekolah dan rendahnya pencapaian prestasi belajar di sekolah.

D.    Teknik Bimbingan Belajar
Menurut Huston (dalam Ahmadi & Supriyono, 2004, hlm. 117) guru yang dapat berperan sebagai pembimbing yang efektif adalah yang memiliki kemampuan (kelebihan dalam hal mengajar bidang studi:
1.      Dapat menimbulkan minat dan semangat dalam bidang studi yang diajarkan.
2.      Memiliki kecakapan sebagai pemimpin murid.
3.      Dapat menghubungkan materi pelajaran pada pekerjaan praktis.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm. 119) pelayanan bimbingan dan konseling belajar dapat ditempuh dengan menggunakan 2 teknik, yaitu teknik individual dan teknik kelompok. Berikut penjelasannya lebih lanjut.
1.      Teknik individual
a.      Directive counseling
Dengan prosedur atau teknik pelayanan penyuluhan tertuju pada masalahnya, konselor yang membuka jalan pemecahan masalah yang dihadapi klien. Tokoh dari aliran Williamson menunjukan alasan bahwa (1) anak yang belum matang mendiagnosis sendiri sukar memecahkan masalahnya, tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman. (2) anak yang berkesulitan sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang harus dilakukan, mereka tidak mau dan tidak berani. (3) mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan oleh anak tanpa bantuan dari orang lain.
b.      Non-directive counseling
Disini konselilah yang mengambil inisiatif, yag menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari orang lain.
c.       Eclective counseling
Pelayanan tidak dipusatkan pada konseli, tetapi masalah yang diadapi itulah yang harus ditangani secara luwes, sehingga tentang apa yang diperlukan setiap waktu dan dapat diubah kalo memang diperlukan.

2.      Teknik kelompok
a.      Home room
Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru bersama murid di dalam ruang kelas di luar jam pelajaran. Kegiatan home room dapat dilakukan secara periodik, misalnya seminggu sekali. Kegiatan home room dapat digunakan sebagai suatu cara dalam bimbingan belajar, melalui kegiatan ini pembimbing dan murid dapat berdiskusi tentang berbagai aspek tentang belajar.
b.      Field trip
Bimbingan karya wisata merupakan cara yang banyak menguntungkan. Dengan karya wisata murid-murid dapat mengenal dan mengamati secara langsung dari dekat objek situasi yang menarik perhatiannya, dan hubungannya dengan pelajaran di sekolah. Dengan karya wisata murid-murid mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, organisasi, kerjasama, dan tanggung jawab.
c.       Group discussion
Dalam diskusi kelompok sebaiknya dibentuk kelompok-kelompok kecil untuk bergabung untuk mendiskusikan bersama permasalahan mereka.
d.      Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok merupakan teknik bimbingan yang baik untuk membantu relasi sosial positif dapat berkembang dengan baik, misalnya bermain bersama atau rekreasi bersama.
e.       Organisasi murid
Kegiatan organisasi siswa misalnya OSIS membantu membentuk kepribadian anak baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat.
f.       Sosiodrama
Teknik sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid untuk mendratisasikan sikap.
g.      Upacara
Upacara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi peserta didik dalam melatih disiplin, melatih ketrapilan, membentuk diri untuk dapat menghormati pahlawan, cinta bangsa dan tanah air.


h.      Papan bimbingan
Papan bimbingan adalah papan tulis yang dipasang di luar ruang kelas dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi tempat persinggahan murid-murid diwaktu senggang misalnya pengumuman penting atau peristiwa yang hangat.

Berdasarkan teori di atas, kami mengamati bahwa guru mata pelajaran sekaligus wali kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi menggunakan teknik bimbingan group discussion untuk mengatasi masalah kesulitan belajar yang dihadapi peserta didiknya. Contohnya, guru mata pelajaran membentuk sebuah kelompok dalam pembelajaran, dalam satu kelompok itu terdiri dari 6 peserta didik, 2 diantaranya memiliki kemampuan lebih dalam pelajaran ekonomi dibanding dengan anggota kelompok tersebut. Kemudian, guru mata pelajaran memberkan soal-soal yang harus mereka selesaikan secara berkelompok. Lalu, mereka mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok yang mereka lakukan. Setelah itu, guru mata pelajaran memberikan evaluasi dan penjelasan kembali kepada semua peserta didik.
Sedangkan, Guru bimbingan dan konseling hanya menjadi mediator apabila peserta didik dan guru mata pelajaran memiliki masalah dalam pembelajaran. Guru BK memberikan bimbingan dengan metode individual, artinya pelayanan diberikan secara personal melalui diskusi secara pribadi anta Guru BK dan peserta didik yang bersangkutan.










BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Studi Kasus dan Layanan Bimbingan yang diberikan
Aktivitas belajar peserta didik tidak selamanya berlangsung secara wajar, terkadang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan adanya masalah baik yang ditimbulkan peserta didik maupun tenaga pendidik, tetapi pada studi kasus kali ini kami menemukan bahwa masalah pembelajaran lebih banyak ditemukan oleh faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, maka baik guru mata pelajaran ataupun wali kelas harus senantiasa memberikan bimbingan belajar dan bekerja sama dengan pihak bimbingan dan konseling.
Sebelum memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, guru mata pelajaran melakukan evaluasi terhadap proses belajar yang telah berlangsung, hasil evaluasi akan menunjukan informasi peserta didik manakah yang prestasi belajarnya rendah. Hal itu menunjukan bahwa ada peserta didik yang mengalami kesuitan belajar. Langkah yang digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik tersebut yaitu (1) guru mata pelajaran mengadakan remedial (2) apabila hasil remedial belum juga menunjukan perubahan, maka guru mata pelajaran menginstuksikan agar membentuk kelompok belajar untuk membahas materi yang sulit dipahami (3) apabila hasil belajar kelompok belum juga menunjukan perubahan, maka guru mata pelajaran memberikan bimbingan khusus kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Seperti, memberikan penjelasan lebih mendalam terhadap materi yang sulit dipahami oleh peserta didik tersebut.
Selain guru mata pelajaran, wali kelas juga terlibat dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Langkah yang dilakukan wali kelas untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yaitu dengan cara (1) mendengarkan keluh kesah peserta didik terhadap masalah yang mereka alami, baik masalah akademik maupun non akademik (2) memberikan motivasi kepada peserta didik agar senantiasa belajar dengan penuh semangat (3) berkomunikasi dengan guru mata pelajaran yang terkait.
Setelah guru mata pelajaran dan wali kelas, pihak yang juga terlibat dalam menangani masalah kesulitan belajar yang dialami peserta didik adalah guru bimbingan dan konseling. Layanan dan bimbingan yang diberikan yaitu (1)  mengidentifikasi masalah psikologi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar (2) mengidentifikasi masalah eksternal, seperti hubungan peserta didik dengan guru (3) menjadi mediator antara peserta didik dan guru mata pelajaran (4) bekerjasama dengan orang tua peserta didik.

B.     Pembahasan
1.      Pengertian kesulitan belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm. 77) menyatakan bahwa aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit.
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan invidual ini pulalah menyebabkan perbedaan tingkah laku di kalangan peserta didik. “Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagai mana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar”.
Berdasarkan pengertian diatas maka penyusun dapat menarik kesimpulan bahwa, kesulitan belajar adalah suatu kondisi pada saat peserta didik memiliki pencapaian yang kurang dibandingkan dengan rata-rata peserta didik lainnya. Kesulitan belajar juga dapat diartikan sebagai kondisi yang dialami oleh peserta didik saat tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.

2. Faktor – faktor kesulitan belajar
       Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm. 78) faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu berikut ini.
a.       Faktor internal (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi.
1)      Faktor fisiologi ; sakit; kurang sehat; cacat tubuh.
2)      Faktor psikologi ; intelegensi; bakat; minat; motivasi; faktor kesehatan mental; tipe-tipe khusus seorang pelajar.
b.      Faktor eksternal (faktor dari luar manusia) yang meliputi.
1)      Faktor-faktor non sosial
2)      Faktor-faktor sosial
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2009, hlm. 222) keberhasilan belajar siswa atau mahasiswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksetnal.
a.       Faktor internal
1)      Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental yag bersifat potensial (kecerdasan) ; (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang perhatian, adanya kelaninan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan, kurangnya energi untuk bekerja atau belajar karena kekurangan makanan ang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental ; (c) kesiapan diri yang kurang matang.
2)      Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b) gangguan kesehatan (sakit-sakitan).
3)      Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman, (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang, situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang dialami; dan (d) ketidakmatangan emosi.
b.    Faktor eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung. Sedangkan yang termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara, waktu, suasana lingkungan, keadaan tempat, ruangan kelas, kebersihan, ventilasi, kelengkapan alat-alat tulis atau fasilitas belajar, buku-buku sumber dan media belajar lainnya.

            Masalah kesulitan belajar peserta didik pada umumnya disebabkan oleh faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri, seperti motif belajar yang rendah, kemampuan mengontrol emosi, kurangnya motivasi belajar, dan rendahnya disiplin diri. Adapun faktor dari luar adalah, lingkungan sosial keluarga, penyalahgunaan perkembangan teknologi misalnya disaat waktu luang, peserta didik lebih sering menggunakannya untuk bermain handphone daripada membaca buku dan mengerjakan tugas. Itulah salah satu faktor yang menyebabkan masalah kesulitan belajar saat ini.
            Proses bimbingan adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah kesulitan belajar tersebut. Yang terpenting dalam langkah melakukan proses bimbingan adalah adanya informasi atau data peserta didik yang memadai. Untuk mencegeah terjadinya kesulitan belajar peserta didik, kita dapat memberikan layanan informasi misalnya membiasakan sikap dan belajar yang posistif, cara membaca buku yang efektif, cara membuat catatan pelajaran, cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar kelas, dan cara belajar kelompok.
Proses bimbingan belajar yang dilakukan di SMA Negeri 5 Cimahi khususnya dalam mata pelajaran ekonomi, menurut pandangan kami sudah tepat, yaitu dengan menggunakan teknik group discussion. Alasan mengapa kami mengatakan bahwa teknik yang digunakan sudah tepat, karena sebagian peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi mengaku bahwa mata pelajaran ekonomi tidak sulit dan mudah dipahami.
Adapun siswa yang bermasalah seperti Aurellia, Muhammad Ikhsan dan Muhammad Rifaldi, memang memiliki masalah pada diri pribadinya masing – masing, bukan karena proses pembelajaran yang kurang tepat. Sebagai mahasiswa yang akan menjadi tenaga pendidik, kita harus siap dalam menghadapi berbagai masalah kesulitan belajar siswa dan mampu mengatasinya sesuai dengan teknik dan proses bimbingan yang benar.
BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Aktivitas belajar peserta didik tidak selamanya berlangsung secara wajar, terkadang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan adanya masalah baik yang ditimbulkan peserta didik maupun tenaga pendidik, tetapi pada studi kasus kali ini kami menemukan bahwa masalah pembelajaran lebih banyak ditemukan oleh faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, maka baik guru mata pelajaran ataupun wali kelas harus senantiasa memberikan bimbingan belajar dan bekerja sama dengan pihak bimbingan dan konseling.
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan teori mengenai penyebab kesulitan belajar, peserta didik yang bernama Aurellia, diidentifikasi mengalami masalah kesulitan belajar yang berasal dari faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, Aurellia Zara GS tinggal bersama ayah dan kakaknya dikarenakan sang ibu telah meninggal dunia dan Aurellia tidak memiliki kedekatan dengan sang ayah karena ayahnya bekerja di luar kota. Sehingga mempengaruhi semangat belajar untuk datang ke sekolah yang cenderung rendah dan muncullah masalah kesulitan belajar itu.
Kami mengamati bahwa guru mata pelajaran sekaligus wali kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi menggunakan teknik bimbingan group discussion untuk mengatasi masalah kesulitan belajar yang dihadapi peserta didiknya. Contohnya, guru mata pelajaran membentuk sebuah kelompok dalam pembelajaran, dalam satu kelompok itu terdiri dari 6 peserta didik, 2 diantaranya memiliki kemampuan lebih dalam pelajaran ekonomi dibanding dengan anggota kelompok tersebut. Kemudian, guru mata pelajaran memberkan soal-soal yang harus mereka selesaikan secara berkelompok. Lalu, mereka mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok yang mereka lakukan. Setelah itu, guru mata pelajaran memberikan evaluasi dan penjelasan kembali kepada semua peserta didik.

B.     Saran dan Rekomendasi
1.    Dosen pengampu mata kuliah
Semoga kedepannya dapat lebih memberi bimbingan dan motivasi kepada mahasiswa. Dan berbagi pengalaman dalam melakukan penelitian agar mahasiswa mempunyai gambaran pada saat melakukan observasi di lapangan secara langsung.
2.    Jurusan
Pada saat mahasiswa hendak membuat surat dan perizinan, semoga pelayanan yang diberikan oleh pihak kemahasiswaan dapat lebih baik.
3.    Sekolah tempat praktik
Semoga SMAN 5 Cimahi dapat menghasilkan peserta didik berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik, dan  menjadi lebih unggul dalam segala bidang termasuk sumber daya manusia.
4.    Mahasiswa yang akan praktik
Untuk kedepannya bagi mahasiswa yang hendak melakukan observasi, sebaiknya lebih memperhatikan prosedur penelitian agar semua prosesnya dapat berjalan dengan baik dan lancar, dan semoga makalah ini menjadi referensi.












DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Ahmadi, A. & Supriyono, W. (2004) Psikologi belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta
Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2009) Landasan bimbingan & konseling. PT. Remaja
            Rosda Karya: Bandung

SUMBER ONLINE
Zuni Fatmaningsih (2015). Pendekatan belajar dan teknik bimbingan dan
konseling belajar. Diakses dari: http://bk13101.blogspot.co.id/2015/01/pendekatan-belajar-dan-teknik-bimbingan.html



















LAMPIRAN – LAMPIRAN
 LAPORAN PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR
DI SMAN 5 CIMAHI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling yang Diampu oleh
Dr. Amin Budiamin, M. Pd. dan Silvia AR, S.Pd











Disusun Oleh:
Eva Hadijah                1600152
Ira Yulia Agustina      1602162
Putri Liany                  1607249







PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelasaikan tugas makalah yang berjudul “Laporan Pelaksanaan Bimbingan Belajar Di Sman 5 Cimahi” ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini kami memaparkan informasi mengenai kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik di SMAN 5 CIMAHI, serta pelaksanaan bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling Bapak Dr. Amin Budiamin, M.Pd. dan Ibu Silvia AR, S.Pd. yang telah memberikan banyak saran dan bimbingan sehingga kami dapat mengerjakan makalah ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih terdapat banyak kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun akan sangat kami terima. Semoga makalah penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Bandung, 6 Mei 2017


Penyusun


LEMBAR PENGESAHAN

Pengesahan laporan kegiatan penelitian di SMA Negri 5 Cimahi, Kota Cimahi, Jawa Barat:

Nama               : Eva Hadijah
NIM                : 1600152
Prodi               : Pendidikan Ekonomi
Fakultas           : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Nama               : Ira Yulia Agustina
NIM                : 1602162
Prodi               : Pendidikan Ekonomi
Fakultas           : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Nama               : Putri Liany
NIM                : 1607249
Prodi               : Pendidikan Ekonomi
Fakultas           : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Telah Melaksanakan kegiatan observasi tentang Kesulitan Belajar Peserta Didik dan Proses Bimbingan Belajar. Di SMA Negri 5 Cimahi pada tanggal 5 Mei dan 10 Mei 2017.
                                                                                                                                                            Bandung,  12  Mei 2017
Dosen Pembimbing Lapangan                                   Guru Pembimbing Lapangan
Bimbingan dan Konseling UPI,                                     SMA Negeri 5 Cimahi,



  Dr. Amin Budiamin, M.Pd.                                        Nunung Nurhayati, S.Pd.
NIP 19580703 198503 1 001                                    NIP 19620818 198512 2 001             
DAFTAR ISI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Proses terjadinya pendidikan formal bersumber dari dua hal yaitu Guru sebagai pendidik dan Peserta didik yang menerima pendidikan itu sendiri. Pada pelaksanaannya, proses pendidikan tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan atau kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
Masalah kesulitan belajar siswa perlu diamati untuk mengetahui sebab dan solusi terbaik yang harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik akan mempengaruhi tingkat prestasi peserta didik. Banyak peserta didik yang memiliki intelegensi tinggi namun pencapaian prestasi mereka tidak lebih baik dari peserta didik yang memiliki intelegensi rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal.
Salah satu hambatan dalam pembelajaran adalah adanya siswa yang masih mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar menurut para ahli itu biasanya berkenaan dengan gangguan pada kelompok heterogen yang benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kemampuan pendengaran, bicara, membaca, menulis dan berpikir atau menghitung.
Pada pembahasan kali ini penulis akan membahas kesulitan siswa kelas XI Sekola Menengah Atas di SMAN 5 Cimahi dalam mata pelajaran Ekonomi. Serta membahasas peranan Guru mata pelajaran dan Guru bimbingan dan konseling  dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada saat pembelajaran Ekonomi. Oleh karena itu, Guru  dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada dilingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi peserta didik. Selain itu guru juga dituntut agar dapat mengatasi berbagai permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian masalah kesulitan belajar?
2.      Apa sajakah faktor-faktor kesulitan belajar?
3.      Bagaimana ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya?
4.      Bagaimana proses bimbingan belajar di kelas?
5.      Bagaimana cara mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kesulitan belajar
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya
4.      Untuk mengetahui proses bimbingan belajar di kelas
5.      Untuk mengetahui cara mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar

D.    Manfaat
1.      Agar mahasiswa yang akan menjadi calon pendidik dapat mengetahui permasalahan kesulitan belajar yang dialami peserta didik
2.      Agar menemukan solusi untuk permasalahan mengenai kesulitan belajar yang dialami peserta didik
3.      Agar dapat menentukan proses bimbingan belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik

E.     Pendekatan dan Pemecahan Masalah
Dalam mengamati kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik, kami melakukan observasi pada peserta didik di SMAN 5 Cimahi Kelas XI IPS dan mengambil sampel sebanyak 3 orang. Kami juga menetapkan satu mata pelajaran yang akan diamati dalam masalah kesulitan belajar peserta didik, yaitu mata pelajaran Ekonomi. Setelah melakukan observasi kami juga melakukan wawancara dengan Guru mata pelajaran ekonomi dan Guru Bimbingan Konseling.
Setelah memperoleh data dan informasi selanjutnya kami melakukan analisis terhadap informasi yang kami peroleh. Hasil analisis yang diperoleh  kemudian dijabarkan dengan metode deskrptif.
BAB II
PROFIL SEKOLAH

A.    Tentang Sekolah
NPSN                     : 20224112
NSS                        : 30.102.08.03.006
Nama                      : SMAN 5 CIMAHI
Akreditasi               : Akreditasi A
Alamat                    : JL. PACINAN NO. 23
Kota                       : Kota Cimahi
Propinsi                  : Jawa Barat
Kecamatan             : Cimahi Tengah
Kelurahan               : Cimahi
Kodepos                 : -
Nomer Telpon        : 0226654436
Email                      : info@sman5cimahi.sch.id
Jenjang                   : SMA
Status                     : Negeri
Situs                       : http://www.sman5cimahi.sch.id
Lintang                   : -6.871595
Bujur                      : 107.555208
Ketinggian             : 790
Waktu Belajar        : Sekolah Pagi
      
B.     Keadaan Sekolah
SMAN 5 Cimahi adalah sebuah sekolah menengah tingkat atas yang berlokasi di dua tempat yaitu di Jl.Gatot Subroto No dan Jl.Pacinan No 23. Bangunan  sekolah yang berada di Jl. Gatot Subroto memiliki 22 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang administrasi atau tata usaha, ruang BK, ruang UKS, koperasi siswa, ruang OSIS dan Pramuka, mushola, laboraturium praktikum IPA, dan laboraturium TIK. Rombongan belajar yang menempati gedung sekolah di Jl.Gatot Subroto adalah rombongan belajar tingkat X yang terdiri dari 6 kelas jurusan IPA dan 4 kelas jurusan IPS serta tingkat XI yang terdiri dari 7 kelas jurusan IPA dan 4 kelas jurusan IPS.
Bangunan sekolah yang berada di Jl.Pacinan memiliki 11 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, laboraturium IPA, laboraturium bahasa, laboraturium TIK, perpustakaan dan kantin. Sebenarnya, penyebab sekolah yang terbagi menjadi dua lokasi karena keterbatasan lahan. Hal ini memang sedikit menyulitkan peserta didik maupun tenaga pendidik.

C.     Visi dan Misi Sekolah
1.      Visi
Mewujudkan SMA Negeri 5 Kota Cimahi: betrakwa, berprestasi dan berwawasan global (B3G).
2.      Misi
a.       Membina warga sekolah menjadi manusia yang taat terhadap ajaran agamanya.
b.      Mewujudkan warga sekolah yang berakhlak mulia
c.       Menggali dan mengembangkan potensi dalam bidang IPTEK
d.      Meningkatkan prestasi dalam bidang bahasa, olahraga dan seni
e.       Menganali potensi diri untuk berkembang secara optimal
f.       Membentuk manusia yang siap bersaing di era globalisasi

D.    Tata Tertib Siswa SMA Negeri 5 Cimahi
1.      Siswa hadir disekolah dan masuk kelas puku 06.45
2.      Siswa yang datang terlambat wajib lapor kepada piket dan meminta surat izin masuk kepada guru untuk mengikuti pelajaran
3.      Siswa wajib berlaku sopan dan salin menghormati kepada guru, karyawan dan sesama siswa
4.      Selama KBM berlangsung siswa tidak diperkenankan di luar kelas.
5.      Ketentuan peraturan seragam anak sekolah (PSAS).
a.       Senin, Selasa, Rabu, Kamis (kemeja putih dan rok/celana abu-abu)
b.      Jumat (baju muslim dan rok/celana abu-abu)
c.       dan Sabtu (baju batik dan rok/celana abu-abu)
d.      sepatu hitam dilengkapi atribut (lokasi, nama, badge, logo) lengkap.
6.      Siswa dilarang keluar lingkungan sekolah pada saat beristirahat, tanpa izin piket
7.      Siswa dilarang membawa kendaraan roda empat/dua, tanpa izin piket. Jika terjadi kehilangan diluar tanggung jawab sekolah
8.      Siswa dilarang membawa buku bacaan atau buku porno, rokok, obat terlarang (NARKOBA), senjata tajam, senjata api dan barang lain yang membahayakan ke sekolah.
9.      Siswa dilarang memakai perhiasan berlebihan, dan membawa benda berharga dengan berlebihan.
10.  Siswa wajib turut berpartisipasi memelihara keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan kelas dan sekolah
11.  Secara terperinci ercantum didalam buku saku siswa

BAB III
PELAKSANAAN STUDI LAPANGAN

A.    Identifikasi Kasus
Studi kasus kali ini kami mengambil sampel pada peserta didik yang duduk di jenjang pendidikan Sekolah Menangah Atas (SMA) kelas XI IPS 1 sebanyak tiga orang. Pada studi kasus masalah kesulitan belajar serta bimbingan yang harus dilakukan, kali ini kami melakukan penelitian dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, kami mencoba untuk melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap peserta didik untuk mengetahui informasi tentang permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik khususnya dalam kesulitan belajar mata pelajaran ekonomi.
Setelah melakukan pengamatan pada peserta didik, lalu dilanjutkan dengan wawancara terhadap peserta didik, guru mata pelajaran ekonomi, guru bimbingan dan konseling serta wali kelas untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan peserta didik dan proses bimbingan yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Identifikasi kasus juga menggunakan data nilai siswa dan rekapitulasi kehadiran siswa. Berikut informasi mengenai daftar nilai peserta didik selama satu semester.

Tabel 3.1. Daftar Nilai Peserta Didik Kelas XI IPS
No
Nama Siswa
Nilai Raport Semester 1
Nilai Sikap
1
Aditya Najib Alfiqri
76
B
2
Agung Gumelar
78
B
3
Aini Lelili Ramadhina
80
B
4
Anhar Pangestu
75
B
5
Anita Nurul Hasna
80
B
6
Aurellia Zarra GS
80
B
7
Citra Melati SPD
82
B
8
Dean Erliana Destiana
82
B
9
Dirga Mahardika
76
B
10
Febi Aulia Putri
80
B
11
Irawan Budi Santoso
76
B
12
Kamila Artanti Nur Aulia
78
B
13
Mamik Novita Sari
82
B
14
Maurin Zahra Nabilah
80
B
15
Mega Permatasari
78
B
16
Mohammad Revansyah
78
B
17
Muhammad Dejan Juan Wiguna
76
B
18
Muhammad Ichsan Adi Firmansyah
78
B
19
Muhammad Ikhsan Fauzie
75
B
20
Muhammad Rifaldi Setiawan
75
B
21
Rafi Lutfi Rahman
76
B
22
Rahma Winit M
80
B
23
Raka Kiswara E
80
B
24
Reni Komalasari
80
B
25
Reza Aditia F
78
B
26
Riska Camelia
80
B
27
Rubi Aulia Rahmasari
80
B
28
Tristant Adzidane Tafrio
76
B
29
Tsania Auliya Rahmani
78
B
30
Zsa zsa Nabila
80
B

1.      Biodata peserta didik yang diidentifikasi mengalami kesulitan belajar.
a.       Nama Lengkap                         : Aurellia Zara Ghaisani Sulien
No Induk                                  : 151610257
NISN                                        : 0010010193
Tempat dan Tanggal Lahir       : Bandung, 23 Februari 2001
Jenis Kelamin                           : Perempuan
Agama                                      : Islam
Anak ke                                    : 2
Status Dalam Keluarga            : Anak Kandung
Alamat                                    : Jl. H. Gofur Perumahan Bumi
 Siliwangi Asri No.14 RT 05/ RW 02
No Telepon / HP                     : 081214265403
E-Mail                                    : zarasulien@gmail.com
Nama Orang Tua                     : Suhaimi
                                                         Alm. Lindawati
No. Telepon Orang Tua          : 08116640963
Pekerjaan Orang Tua               : BUMN

b.      Nama Lengkap                         : Muhammad Ikhsan Fauzi
No Induk                                  : 151610372
NISN                                        : 0002800019
Tempat dan Tanggal Lahir       : 12Februari 2000
Jenis Kelamin                           : Laki - laki
Agama                                      : Islam
Anak ke                                    : 3
Status Dalam Keluarga            : Anak Kandung
Alamat                                    : Jl. Kampung Gn. Pancir
 No.1 RT 01/ RW 08
No Telepon / HP                     : 08975160232
E-Mail                                    : fauzie.i@yahoo.com
Nama Orang Tua                     : Edi Juhaedi
                                                         Awit Rosidah
No. Telepon Orang Tua          : 089531881098
Pekerjaan Orang Tua               : Wiraswasta

c.       Nama Lengkap                         : Muhammad Rifaldi Setiawan
No Induk                                  : 1516110239
NISN                                        : 0000011514
Tempat dan Tanggal Lahir       : Cimahi, 17 Maret 2000
Jenis Kelamin                           : Laki - laki
Agama                                      : Islam
Anak ke                                    : 1
Status Dalam Keluarga            : Anak Kandung
Alamat                                    : Jl. RH Abdul Halim
 RT 05/ RW 19 Cigugur Tengah
No Telepon / HP                     : 08998755547
E-Mail                                    : rifaldi256@ymail.com
Nama Orang Tua                     : Agus Setiawan
                                                         Wanti Yulaeni
No. Telepon Orang Tua          : 08139510264
Pekerjaan Orang Tua               : -

B.     Identifikasi Masalah
Menurut hasil pengamatan dan wawancara yang kami lakukan kepada guru mata pelajaran serta wali kelas, dalam kelas XI IPS 1 yang terdiri dari 30 orang, terdapat tiga orang peserta didik yang diidentifikasi mengalami masalah dalam pembelajaran. Hal ini didasarkan pada data kehadiran dan nilai raport semester 1 kelas XI IPS 1, serta penilaian guru mata pelajaran terhadap sikap peserta didik saat mengikuti pembelajaran di kelas.
Peserta didik yang diidentifikasi mengalami masalah bernama Aurellia Zara GS, Muhammad Ikhsan Fauzi dan Muhammad Rifaldi S. Ketiga peserta didik tersebut memiliki masalah pada kehadiran di kelas. Berdasarkan data kehadiran siswa kelas XI IPS 1, Aurellia tercatat delapan kali absen, Muhammad Ikhsan tercatat lima belas kali absen dan Muhammad Rifaldi tercatat sembilan belas kali absen tanpa keterangan. Hal ini tentunya menunjukan adanya permasalahan pada peserta didik tersebut. Selain itu, Muhammad Ikhsan dan Muhammad Rifaldi juga memiliki nilai yang berada di bawah rata – rata.
Pernyataan dari teman sekelasnya bahwa, Muhammad Rifaldi S jarang mengikuti kegiatan belajar di sekolah, bukan hanya pada mata pelajaran ekonomi saja, tetapi mata pelajaran lainnya. Sedangkan, peserta didik yang bernama Muhammad Ikhsan Fauzie selain jarang masuk kelas dia juga peserta didik yang hiperaktif dan mengaku tidak menyukai mata pelajaran ekonomi. Kemudian, peserta didik yang bernama Aurellia Zara GS memiliki masalah pada data kehadiran dan jarang mengikuti kegiatan belajar di sekolah. 

C.     Identifikasi Faktor Penyebab
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan teori mengenai penyebab kesulitan belajar, peserta didik yang bernama Aurellia, diidentifikasi mengalami masalah kesulitan belajar yang berasal dari faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, Aurellia Zara GS tinggal bersama ayah dan kakaknya dikarenakan sang ibu telah meninggal dunia dan Aurellia tidak memiliki kedekatan dengan sang ayah karena ayahnya bekerja di luar kota. Sehingga mempengaruhi semangat belajar untuk datang ke sekolah yang cenderung rendah dan muncullah masalah kesulitan belajar itu.
Sedangkan, faktor penyebab masalah kesulitan belajar pada peserta didik yang bernama Muhammad Ikhsan Fauzie adalah berasal dari faktor internal lebih spesifiknya faktor kejiwaan, antara lain minat terhadap mata pelajaran ekonomi kurang, motif belajar rendah, rasa percaya diri kurang, disiplin pribadi rendah, sering meremehkan persoalan, dan integritas kepribadian rendah. Sehingga pencapain prestasi belajar cenderung rendah atau berada di bawah rata-rata kelas.
Kemudian, faktor penyebab masalah kesulitan belajar pada  peserta didik yang bernama Muhammad Rifaldi S adalah berasal dari faktor dalam diri peserta didik itu sendiri yang disebabkan oleh kebiasaan yang salah, seperti melakukan kegiatan yang bertentangan dengan aktivitas di sekolah dan dari faktor lingkungan yaitu teman-teman sepergaulan di luar sekolah yang kurang baik. Sehingga menyebabkan rendahnya semangat untuk datang ke sekolah dan rendahnya pencapaian prestasi belajar di sekolah.

D.    Teknik Bimbingan Belajar
Menurut Huston (dalam Ahmadi & Supriyono, 2004, hlm. 117) guru yang dapat berperan sebagai pembimbing yang efektif adalah yang memiliki kemampuan (kelebihan dalam hal mengajar bidang studi:
1.      Dapat menimbulkan minat dan semangat dalam bidang studi yang diajarkan.
2.      Memiliki kecakapan sebagai pemimpin murid.
3.      Dapat menghubungkan materi pelajaran pada pekerjaan praktis.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm. 119) pelayanan bimbingan dan konseling belajar dapat ditempuh dengan menggunakan 2 teknik, yaitu teknik individual dan teknik kelompok. Berikut penjelasannya lebih lanjut.
1.      Teknik individual
a.      Directive counseling
Dengan prosedur atau teknik pelayanan penyuluhan tertuju pada masalahnya, konselor yang membuka jalan pemecahan masalah yang dihadapi klien. Tokoh dari aliran Williamson menunjukan alasan bahwa (1) anak yang belum matang mendiagnosis sendiri sukar memecahkan masalahnya, tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman. (2) anak yang berkesulitan sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang harus dilakukan, mereka tidak mau dan tidak berani. (3) mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan oleh anak tanpa bantuan dari orang lain.
b.      Non-directive counseling
Disini konselilah yang mengambil inisiatif, yag menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari orang lain.
c.       Eclective counseling
Pelayanan tidak dipusatkan pada konseli, tetapi masalah yang diadapi itulah yang harus ditangani secara luwes, sehingga tentang apa yang diperlukan setiap waktu dan dapat diubah kalo memang diperlukan.

2.      Teknik kelompok
a.      Home room
Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru bersama murid di dalam ruang kelas di luar jam pelajaran. Kegiatan home room dapat dilakukan secara periodik, misalnya seminggu sekali. Kegiatan home room dapat digunakan sebagai suatu cara dalam bimbingan belajar, melalui kegiatan ini pembimbing dan murid dapat berdiskusi tentang berbagai aspek tentang belajar.
b.      Field trip
Bimbingan karya wisata merupakan cara yang banyak menguntungkan. Dengan karya wisata murid-murid dapat mengenal dan mengamati secara langsung dari dekat objek situasi yang menarik perhatiannya, dan hubungannya dengan pelajaran di sekolah. Dengan karya wisata murid-murid mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, organisasi, kerjasama, dan tanggung jawab.
c.       Group discussion
Dalam diskusi kelompok sebaiknya dibentuk kelompok-kelompok kecil untuk bergabung untuk mendiskusikan bersama permasalahan mereka.
d.      Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok merupakan teknik bimbingan yang baik untuk membantu relasi sosial positif dapat berkembang dengan baik, misalnya bermain bersama atau rekreasi bersama.
e.       Organisasi murid
Kegiatan organisasi siswa misalnya OSIS membantu membentuk kepribadian anak baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat.
f.       Sosiodrama
Teknik sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid untuk mendratisasikan sikap.
g.      Upacara
Upacara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi peserta didik dalam melatih disiplin, melatih ketrapilan, membentuk diri untuk dapat menghormati pahlawan, cinta bangsa dan tanah air.


h.      Papan bimbingan
Papan bimbingan adalah papan tulis yang dipasang di luar ruang kelas dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi tempat persinggahan murid-murid diwaktu senggang misalnya pengumuman penting atau peristiwa yang hangat.

Berdasarkan teori di atas, kami mengamati bahwa guru mata pelajaran sekaligus wali kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi menggunakan teknik bimbingan group discussion untuk mengatasi masalah kesulitan belajar yang dihadapi peserta didiknya. Contohnya, guru mata pelajaran membentuk sebuah kelompok dalam pembelajaran, dalam satu kelompok itu terdiri dari 6 peserta didik, 2 diantaranya memiliki kemampuan lebih dalam pelajaran ekonomi dibanding dengan anggota kelompok tersebut. Kemudian, guru mata pelajaran memberkan soal-soal yang harus mereka selesaikan secara berkelompok. Lalu, mereka mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok yang mereka lakukan. Setelah itu, guru mata pelajaran memberikan evaluasi dan penjelasan kembali kepada semua peserta didik.
Sedangkan, Guru bimbingan dan konseling hanya menjadi mediator apabila peserta didik dan guru mata pelajaran memiliki masalah dalam pembelajaran. Guru BK memberikan bimbingan dengan metode individual, artinya pelayanan diberikan secara personal melalui diskusi secara pribadi anta Guru BK dan peserta didik yang bersangkutan.










BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Studi Kasus dan Layanan Bimbingan yang diberikan
Aktivitas belajar peserta didik tidak selamanya berlangsung secara wajar, terkadang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan adanya masalah baik yang ditimbulkan peserta didik maupun tenaga pendidik, tetapi pada studi kasus kali ini kami menemukan bahwa masalah pembelajaran lebih banyak ditemukan oleh faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, maka baik guru mata pelajaran ataupun wali kelas harus senantiasa memberikan bimbingan belajar dan bekerja sama dengan pihak bimbingan dan konseling.
Sebelum memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, guru mata pelajaran melakukan evaluasi terhadap proses belajar yang telah berlangsung, hasil evaluasi akan menunjukan informasi peserta didik manakah yang prestasi belajarnya rendah. Hal itu menunjukan bahwa ada peserta didik yang mengalami kesuitan belajar. Langkah yang digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik tersebut yaitu (1) guru mata pelajaran mengadakan remedial (2) apabila hasil remedial belum juga menunjukan perubahan, maka guru mata pelajaran menginstuksikan agar membentuk kelompok belajar untuk membahas materi yang sulit dipahami (3) apabila hasil belajar kelompok belum juga menunjukan perubahan, maka guru mata pelajaran memberikan bimbingan khusus kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Seperti, memberikan penjelasan lebih mendalam terhadap materi yang sulit dipahami oleh peserta didik tersebut.
Selain guru mata pelajaran, wali kelas juga terlibat dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Langkah yang dilakukan wali kelas untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yaitu dengan cara (1) mendengarkan keluh kesah peserta didik terhadap masalah yang mereka alami, baik masalah akademik maupun non akademik (2) memberikan motivasi kepada peserta didik agar senantiasa belajar dengan penuh semangat (3) berkomunikasi dengan guru mata pelajaran yang terkait.
Setelah guru mata pelajaran dan wali kelas, pihak yang juga terlibat dalam menangani masalah kesulitan belajar yang dialami peserta didik adalah guru bimbingan dan konseling. Layanan dan bimbingan yang diberikan yaitu (1)  mengidentifikasi masalah psikologi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar (2) mengidentifikasi masalah eksternal, seperti hubungan peserta didik dengan guru (3) menjadi mediator antara peserta didik dan guru mata pelajaran (4) bekerjasama dengan orang tua peserta didik.

B.     Pembahasan
1.      Pengertian kesulitan belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm. 77) menyatakan bahwa aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit.
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan invidual ini pulalah menyebabkan perbedaan tingkah laku di kalangan peserta didik. “Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagai mana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar”.
Berdasarkan pengertian diatas maka penyusun dapat menarik kesimpulan bahwa, kesulitan belajar adalah suatu kondisi pada saat peserta didik memiliki pencapaian yang kurang dibandingkan dengan rata-rata peserta didik lainnya. Kesulitan belajar juga dapat diartikan sebagai kondisi yang dialami oleh peserta didik saat tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.

2. Faktor – faktor kesulitan belajar
       Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004, hlm. 78) faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu berikut ini.
a.       Faktor internal (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi.
1)      Faktor fisiologi ; sakit; kurang sehat; cacat tubuh.
2)      Faktor psikologi ; intelegensi; bakat; minat; motivasi; faktor kesehatan mental; tipe-tipe khusus seorang pelajar.
b.      Faktor eksternal (faktor dari luar manusia) yang meliputi.
1)      Faktor-faktor non sosial
2)      Faktor-faktor sosial
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2009, hlm. 222) keberhasilan belajar siswa atau mahasiswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksetnal.
a.       Faktor internal
1)      Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental yag bersifat potensial (kecerdasan) ; (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang perhatian, adanya kelaninan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan, kurangnya energi untuk bekerja atau belajar karena kekurangan makanan ang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental ; (c) kesiapan diri yang kurang matang.
2)      Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b) gangguan kesehatan (sakit-sakitan).
3)      Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman, (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang, situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang dialami; dan (d) ketidakmatangan emosi.
b.    Faktor eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung. Sedangkan yang termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara, waktu, suasana lingkungan, keadaan tempat, ruangan kelas, kebersihan, ventilasi, kelengkapan alat-alat tulis atau fasilitas belajar, buku-buku sumber dan media belajar lainnya.

            Masalah kesulitan belajar peserta didik pada umumnya disebabkan oleh faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri, seperti motif belajar yang rendah, kemampuan mengontrol emosi, kurangnya motivasi belajar, dan rendahnya disiplin diri. Adapun faktor dari luar adalah, lingkungan sosial keluarga, penyalahgunaan perkembangan teknologi misalnya disaat waktu luang, peserta didik lebih sering menggunakannya untuk bermain handphone daripada membaca buku dan mengerjakan tugas. Itulah salah satu faktor yang menyebabkan masalah kesulitan belajar saat ini.
            Proses bimbingan adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah kesulitan belajar tersebut. Yang terpenting dalam langkah melakukan proses bimbingan adalah adanya informasi atau data peserta didik yang memadai. Untuk mencegeah terjadinya kesulitan belajar peserta didik, kita dapat memberikan layanan informasi misalnya membiasakan sikap dan belajar yang posistif, cara membaca buku yang efektif, cara membuat catatan pelajaran, cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar kelas, dan cara belajar kelompok.
Proses bimbingan belajar yang dilakukan di SMA Negeri 5 Cimahi khususnya dalam mata pelajaran ekonomi, menurut pandangan kami sudah tepat, yaitu dengan menggunakan teknik group discussion. Alasan mengapa kami mengatakan bahwa teknik yang digunakan sudah tepat, karena sebagian peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi mengaku bahwa mata pelajaran ekonomi tidak sulit dan mudah dipahami.
Adapun siswa yang bermasalah seperti Aurellia, Muhammad Ikhsan dan Muhammad Rifaldi, memang memiliki masalah pada diri pribadinya masing – masing, bukan karena proses pembelajaran yang kurang tepat. Sebagai mahasiswa yang akan menjadi tenaga pendidik, kita harus siap dalam menghadapi berbagai masalah kesulitan belajar siswa dan mampu mengatasinya sesuai dengan teknik dan proses bimbingan yang benar.
BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Aktivitas belajar peserta didik tidak selamanya berlangsung secara wajar, terkadang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan adanya masalah baik yang ditimbulkan peserta didik maupun tenaga pendidik, tetapi pada studi kasus kali ini kami menemukan bahwa masalah pembelajaran lebih banyak ditemukan oleh faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, maka baik guru mata pelajaran ataupun wali kelas harus senantiasa memberikan bimbingan belajar dan bekerja sama dengan pihak bimbingan dan konseling.
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan teori mengenai penyebab kesulitan belajar, peserta didik yang bernama Aurellia, diidentifikasi mengalami masalah kesulitan belajar yang berasal dari faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, Aurellia Zara GS tinggal bersama ayah dan kakaknya dikarenakan sang ibu telah meninggal dunia dan Aurellia tidak memiliki kedekatan dengan sang ayah karena ayahnya bekerja di luar kota. Sehingga mempengaruhi semangat belajar untuk datang ke sekolah yang cenderung rendah dan muncullah masalah kesulitan belajar itu.
Kami mengamati bahwa guru mata pelajaran sekaligus wali kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Cimahi menggunakan teknik bimbingan group discussion untuk mengatasi masalah kesulitan belajar yang dihadapi peserta didiknya. Contohnya, guru mata pelajaran membentuk sebuah kelompok dalam pembelajaran, dalam satu kelompok itu terdiri dari 6 peserta didik, 2 diantaranya memiliki kemampuan lebih dalam pelajaran ekonomi dibanding dengan anggota kelompok tersebut. Kemudian, guru mata pelajaran memberkan soal-soal yang harus mereka selesaikan secara berkelompok. Lalu, mereka mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok yang mereka lakukan. Setelah itu, guru mata pelajaran memberikan evaluasi dan penjelasan kembali kepada semua peserta didik.

B.     Saran dan Rekomendasi
1.    Dosen pengampu mata kuliah
Semoga kedepannya dapat lebih memberi bimbingan dan motivasi kepada mahasiswa. Dan berbagi pengalaman dalam melakukan penelitian agar mahasiswa mempunyai gambaran pada saat melakukan observasi di lapangan secara langsung.
2.    Jurusan
Pada saat mahasiswa hendak membuat surat dan perizinan, semoga pelayanan yang diberikan oleh pihak kemahasiswaan dapat lebih baik.
3.    Sekolah tempat praktik
Semoga SMAN 5 Cimahi dapat menghasilkan peserta didik berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik, dan  menjadi lebih unggul dalam segala bidang termasuk sumber daya manusia.
4.    Mahasiswa yang akan praktik
Untuk kedepannya bagi mahasiswa yang hendak melakukan observasi, sebaiknya lebih memperhatikan prosedur penelitian agar semua prosesnya dapat berjalan dengan baik dan lancar, dan semoga makalah ini menjadi referensi.












DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Ahmadi, A. & Supriyono, W. (2004) Psikologi belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta
Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2009) Landasan bimbingan & konseling. PT. Remaja
            Rosda Karya: Bandung

SUMBER ONLINE
Zuni Fatmaningsih (2015). Pendekatan belajar dan teknik bimbingan dan
konseling belajar. Diakses dari: http://bk13101.blogspot.co.id/2015/01/pendekatan-belajar-dan-teknik-bimbingan.html



















LAMPIRAN – LAMPIRAN